WELCOME TO

DEDE TATANG ADI SAPUTRA


DETATANG ADI SAPUTRA ( -= DTTG =- )

KARBOX BOY, RT.01 RW.05 KAMAL LARANGAN-BREBES (52262)
SPESIAL JUST FOR THEY ARE:
STUDENT SDN KARANG BOKONG 02
1996-2002
SMP N02 LARANGAN
2002-2005
SMK ALHIKMAH 1 BENDA-BUMIAYU
2005-2008
semoga menemukan blog ini dan bisa menyambung kembali tali silaturahmi kita.

Minggu, 30 Januari 2011

Ketika anak dewasa

KETIKA ANAKKU DEWASA…
21-01-2011 / 13:06:22
Seharusnya berdoa agar putra putrinya tumbuh menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah karena cuma hal itulah yang akan menyelamatkan mereka dari godaan dunia dan siksaan api neraka...


Ingin jadi apa anak Anda kelak ketika dewasa? Jawaban pertanyaan tersebut tentu saja beragam. Sebagian orangtua mengharapkan anaknya tumbuh menjadi seorang dokter. Alasannya, agar ia kelak dapat menjamin kesehatan mereka ketika memasuki usia senja. Alasan lain, tentu saja karena dengan menjadi dokter, sang anak akan mudah mendapatkan uang sehingga masa depannya lebih terjamin.

Ada orangtua yang mengharapkan anaknya menjadi tentara. Alasannya adalah agar ia dapat mengabdikan jiwa dan raganya kepada nusa dan bangsa. Bukankah menjadi kebanggaan tersendiri ketika melihat anak berada di garis depan dalam mempertahankan keutuhan negaranya? Ketika gugur dalam menjalankan tugasnya, orangtua akan bangga karena anaknya akan dikenang sebagai pahlawan bangsa.

Ada pula orangtua yang menginginkan anaknya menjadi guru atau dosen. Alasannya tentu saja karena menjadi tenaga pengajar adalah profesi yang sangat mulia. Bagaimana tidak, tugas pengajar adalah mencerdaskan anak bangsa. Maju dan tidaknya sebuah bangsa turut pula ditentukan oleh kualitas pendidik anak-anak bangsa tersebut. Selain itu, dengan menjadi tenaga pengajar, anak akan memiliki bekal jariyah untuk kehidupannya kelak di akhirat.

Dan yang akhir-akhir ini menggejala adalah adanya sebagian orangtua yang menginginkan agar anaknya kelak menjadi artis. Menjamurnya ajang pencarian bakat saat ini memungkinkan hal tersebut meski sang anak berada jauh dari kota besar. Ya, untuk menjadi artis tidak harus orang kota yang lahir dan besar di kota tersebut. Mewahnya kehidupan artis seperti yang diberitakan di televisi pun membuat banyak orangtua tergiur dan mendorong anaknya untuk menjadi artis.

Tentu saja, masih banyak profesi lain yang diinginkan orangtua untuk anaknya ketika mereka dewasa. Tidak ada yang salah dengan semua profesi tersebut dan tidak ada yang salah pula dengan semua harapan orangtua tersebut.

Namun demikian, ada satu hal yang terlupakan oleh para orangtua ketika membicarakan cita-cita anaknya kelak. Ya, kebanyakan dari mereka berbicara materi, entah itu penghasilan ataupun ketenaran. Banyak orangtua lupa bahwa anak membutuhkan lebih dari itu untuk kebaikan hidupnya di dunia ini, terlebih bila kita berbicara akhirat.

Berkaca pada realitas saat ini yang penuh dengan problematika sosial, hendaknya orangtua mengharapkan lebih dari sekadar materi dan ketenaran bagi kehidupan anaknya kelak. Orangtua juga harus bercita-cita agar anaknya kelak menjadi orang yang baik akhlaknya dan kuat kadar keimanannya.

Bukan bermaksud sinis, namun saat ini semakin sulit saja kita menemukan orang baik di negeri tercinta ini. Kita tentu tidak lupa dengan terbongkarnya kasus korupsi atau skandal artis yang terkuak akhir-akhir ini, bukan?

Ketika melihat berita penangkapan koruptor di televisi, hal yang paling membuat miris hati penulis adalah perasaan keluarga sang koruptor. Penulis tidak bisa membayangkan perasaan orangtua sang pengemplang pajak (yang usianya tidak terlalu jauh dengan usia penulis). Tentu saja, orangtuanya tidak pernah membayangkan bahwa suatu saat anaknya menjadi bulan-bulanan media karena tingkah polahnya yang gemar menyuap dan disuap.

Ada pula artis yang terlihat sebagai anak manis dan dielu-elukan sebagian besar kawula muda karena karya-karyanya di dunia hiburan yang memang banyak diterima di hati penggemarnya kemudian tersandung kasus video porno. Meski pada awalnya kita berusaha untuk tidak mempercayai kebenaran hal tersebut, tapi toh beragam bukti membenarkannya.

"Malu itu sudah pasti, tapi yang lebih menyakitkan hati orangtua adalah melihat kegagalannya mendidik sang anak. Perjuangannya selama ini membesarkan anak dengan cucuran keringat, air mata, bahkan darah sepertinya tidak berarti demi melihat anaknya dihujat seperti itu. Menyadari tidak ada lagi yang dapat diperbuat untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat sang anak, orangtua pun hanya bisa menyesal dan menyalahkan diri sendiri."


Tidak mau hal tersebut terjadi pada diri Anda, sebaiknya mulai saat ini berdoalah agar kelak anak tumbuh menjadi dokter yang berjiwa penyayang, tentara yang berakhlak mulia, guru atau dosen yang amanah, serta artis yang tidak larut dalam gelombang hedonisme.

Lebih dari itu semua, orangtua hendaknya senantiasa berdoa agar putra putrinya tumbuh menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah karena cuma hal itulah yang akan menyelamatkan mereka dari godaan dunia dan siksaan api neraka. [Muslik]

Sumber : Fokus Majalah PI (MAPI) 01/2011
Author : MAPI Percikan Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

TRUEL WOMEN

TRUEL WOMEN
I LIKE IT

Cari Blog Ini