WELCOME TO

DEDE TATANG ADI SAPUTRA


DETATANG ADI SAPUTRA ( -= DTTG =- )

KARBOX BOY, RT.01 RW.05 KAMAL LARANGAN-BREBES (52262)
SPESIAL JUST FOR THEY ARE:
STUDENT SDN KARANG BOKONG 02
1996-2002
SMP N02 LARANGAN
2002-2005
SMK ALHIKMAH 1 BENDA-BUMIAYU
2005-2008
semoga menemukan blog ini dan bisa menyambung kembali tali silaturahmi kita.

Minggu, 30 Januari 2011

Ketika anak dewasa

KETIKA ANAKKU DEWASA…
21-01-2011 / 13:06:22
Seharusnya berdoa agar putra putrinya tumbuh menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah karena cuma hal itulah yang akan menyelamatkan mereka dari godaan dunia dan siksaan api neraka...


Ingin jadi apa anak Anda kelak ketika dewasa? Jawaban pertanyaan tersebut tentu saja beragam. Sebagian orangtua mengharapkan anaknya tumbuh menjadi seorang dokter. Alasannya, agar ia kelak dapat menjamin kesehatan mereka ketika memasuki usia senja. Alasan lain, tentu saja karena dengan menjadi dokter, sang anak akan mudah mendapatkan uang sehingga masa depannya lebih terjamin.

Ada orangtua yang mengharapkan anaknya menjadi tentara. Alasannya adalah agar ia dapat mengabdikan jiwa dan raganya kepada nusa dan bangsa. Bukankah menjadi kebanggaan tersendiri ketika melihat anak berada di garis depan dalam mempertahankan keutuhan negaranya? Ketika gugur dalam menjalankan tugasnya, orangtua akan bangga karena anaknya akan dikenang sebagai pahlawan bangsa.

Ada pula orangtua yang menginginkan anaknya menjadi guru atau dosen. Alasannya tentu saja karena menjadi tenaga pengajar adalah profesi yang sangat mulia. Bagaimana tidak, tugas pengajar adalah mencerdaskan anak bangsa. Maju dan tidaknya sebuah bangsa turut pula ditentukan oleh kualitas pendidik anak-anak bangsa tersebut. Selain itu, dengan menjadi tenaga pengajar, anak akan memiliki bekal jariyah untuk kehidupannya kelak di akhirat.

Dan yang akhir-akhir ini menggejala adalah adanya sebagian orangtua yang menginginkan agar anaknya kelak menjadi artis. Menjamurnya ajang pencarian bakat saat ini memungkinkan hal tersebut meski sang anak berada jauh dari kota besar. Ya, untuk menjadi artis tidak harus orang kota yang lahir dan besar di kota tersebut. Mewahnya kehidupan artis seperti yang diberitakan di televisi pun membuat banyak orangtua tergiur dan mendorong anaknya untuk menjadi artis.

Tentu saja, masih banyak profesi lain yang diinginkan orangtua untuk anaknya ketika mereka dewasa. Tidak ada yang salah dengan semua profesi tersebut dan tidak ada yang salah pula dengan semua harapan orangtua tersebut.

Namun demikian, ada satu hal yang terlupakan oleh para orangtua ketika membicarakan cita-cita anaknya kelak. Ya, kebanyakan dari mereka berbicara materi, entah itu penghasilan ataupun ketenaran. Banyak orangtua lupa bahwa anak membutuhkan lebih dari itu untuk kebaikan hidupnya di dunia ini, terlebih bila kita berbicara akhirat.

Berkaca pada realitas saat ini yang penuh dengan problematika sosial, hendaknya orangtua mengharapkan lebih dari sekadar materi dan ketenaran bagi kehidupan anaknya kelak. Orangtua juga harus bercita-cita agar anaknya kelak menjadi orang yang baik akhlaknya dan kuat kadar keimanannya.

Bukan bermaksud sinis, namun saat ini semakin sulit saja kita menemukan orang baik di negeri tercinta ini. Kita tentu tidak lupa dengan terbongkarnya kasus korupsi atau skandal artis yang terkuak akhir-akhir ini, bukan?

Ketika melihat berita penangkapan koruptor di televisi, hal yang paling membuat miris hati penulis adalah perasaan keluarga sang koruptor. Penulis tidak bisa membayangkan perasaan orangtua sang pengemplang pajak (yang usianya tidak terlalu jauh dengan usia penulis). Tentu saja, orangtuanya tidak pernah membayangkan bahwa suatu saat anaknya menjadi bulan-bulanan media karena tingkah polahnya yang gemar menyuap dan disuap.

Ada pula artis yang terlihat sebagai anak manis dan dielu-elukan sebagian besar kawula muda karena karya-karyanya di dunia hiburan yang memang banyak diterima di hati penggemarnya kemudian tersandung kasus video porno. Meski pada awalnya kita berusaha untuk tidak mempercayai kebenaran hal tersebut, tapi toh beragam bukti membenarkannya.

"Malu itu sudah pasti, tapi yang lebih menyakitkan hati orangtua adalah melihat kegagalannya mendidik sang anak. Perjuangannya selama ini membesarkan anak dengan cucuran keringat, air mata, bahkan darah sepertinya tidak berarti demi melihat anaknya dihujat seperti itu. Menyadari tidak ada lagi yang dapat diperbuat untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat sang anak, orangtua pun hanya bisa menyesal dan menyalahkan diri sendiri."


Tidak mau hal tersebut terjadi pada diri Anda, sebaiknya mulai saat ini berdoalah agar kelak anak tumbuh menjadi dokter yang berjiwa penyayang, tentara yang berakhlak mulia, guru atau dosen yang amanah, serta artis yang tidak larut dalam gelombang hedonisme.

Lebih dari itu semua, orangtua hendaknya senantiasa berdoa agar putra putrinya tumbuh menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah karena cuma hal itulah yang akan menyelamatkan mereka dari godaan dunia dan siksaan api neraka. [Muslik]

Sumber : Fokus Majalah PI (MAPI) 01/2011
Author : MAPI Percikan Iman

Membina Naluri Seks



19-07-2010 / 06:47:00
Semoga Allah menjadikan kita diantara orang-orang yang sukses dalam menghadapi ujian ini. Amin Ya Rabbal Alamin


“Seks” kata ini mungkin bagi sebagian orang masih terdengar tabu untuk dibicarakan, namun sebagian kalangan kata seks ini merupakan suatu kata yang lumrah diperbincangkan.

Dengan perkembangan teknologi saat ini, informasi mengenai apapun sangat mudah sekali didapat mulai dari yang positif hingga yang negative sekalipun. Hingga orang tua terkadang kewalahan dalam memantau perkembangan anak-anaknya. Namun jangan salah pengetahuan mengenai seks juga perlu disampaikan kepada anak, agar anak tidak salah dalam melangkah.

Keinginan seksual adalah suatu naluri yang dititipkan Allah dalam diri manusia baik lelaki maupun perempuan dengan tujuan agar keduanya bertemu dalam suatu suasana yang diwarnai oleh rasa kasih sayang, ketentraman jiwa, serta untuk melahirkan keturunan. Naluri alamiah ini tidak disikapi oleh agama dengan sebuah permusuhan, akan tetapi agama mengarahkannya untuk suatu hikmah tertentu dan berupaya mewujudkannya secara nyata apabila saatnya sudah tiba.

Sensitivitas seksual biasanya masih lemah dikalangan anak-anak, tetapi ini akan terus berkembang diusia puber dengan tanda-tanda kejantanan dan kefemininan seseorang. Namun, dari “Masa puber” inilah naluri seks mulai muncul.

Masa Puber adalah suatu fase yang dilalui antara kematangan jasmani, kematangan jiwa dan ekonomi. Pada masa-masa ini seorang remaja tidak mengerti apa yang harus ia lakukan dan bagaimana mensinkronkan antara dorongan jiwa dan larangan. Dalam kondisi seperti ini, seseorang sangat membutuhkan adanya orang yang membimbing dan mengarahkannya untuk menjaga kesucian dirinya.

Namun terkadang sangat disayangkan, yang didapatkan adalah kebungkaman karena dianggap tidak penting. Padahal dengan tidak ada yang mau bebicara atau memberikan pengarahan gembong perusak moral mendapatkan kesempatan emas untuk menggoda dan melakukan perbuatan keji.

Seks juga bukan hanya milik mereka yang baru mengalami pubertas, namun juga mereka yang sudah berkeluarga. Dorongan Seks menjadi salah satu pemicu terjadinya perselingkuhan atau perceraian. Jika kita perhatikan, banyak sekali rumah tangga yang diuji dengan himpitan ekonomi namun mereka bisa bertahan, namun ketika diuji oleh kesetiaan, atau terjadinya perselingkuhan, sedikit sekali yang bisa bertahan. Betapa besar efek dari naluri seks yang tidak terbina dengan baik.

Islam memberikan solusi dalam menghadapi masalah pubertas dan memberikan beberapa nasihat agar mereka dapat melewati fase ini dengan baik dan sukses. Allah SWT berfirman:
 وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِينَ لا يَجِدُونَ نِكَاحًا حَتَّى يُغْنِيَهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَالَّذِينَ يَبْتَغُونَ الْكِتَابَ مِمَّا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوهُمْ إِنْ عَلِمْتُمْ فِيهِمْ خَيْرًا وَآتُوهُمْ مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي آتَاكُمْ وَلا تُكْرِهُوا فَتَيَاتِكُمْ عَلَى الْبِغَاءِ إِنْ أَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِتَبْتَغُوا عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَنْ يُكْرِهُّنَّ فَإِنَّ اللَّهَ مِنْ بَعْدِ إِكْرَاهِهِنَّ غَفُورٌ رَحِيمٌ


"dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat Perjanjian dengan mereka[1036], jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu[1037]. dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari Keuntungan duniawi. dan Barangsiapa yang memaksa mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu[1038]." (Q.S An Nuur[24]: 33)

[1036] Salah satu cara dalam agama Islam untuk menghilangkan perbudakan, Yaitu seorang hamba boleh meminta pada tuannya untuk dimerdekakan, dengan Perjanjian bahwa budak itu akan membayar jumlah uang yang ditentukan. Pemilik budak itu hendaklah menerima Perjanjian itu kalau budak itu menurut penglihatannya sanggup melunasi Perjanjian itu dengan harta yang halal.
[1037] Untuk mempercepat lunasnya Perjanjian itu hendaklah budak- budak itu ditolong dengan harta yang diambilkan dari zakat atau harta lainnya.
[1038] Maksudnya: Tuhan akan mengampuni budak-budak wanita yang dipaksa melakukan pelacuran oleh tuannya itu, selama mereka tidak mengulangi perbuatannya itu lagi.

Islam memberikan jalan keluar, bagaimana membina naluri seks diantaranya adalah:

1. Hindari pandangan dari hal-hal yang bisa merangsang untuk melakukan perbuatan haram.
2. Konsentrasikan pikiran untuk mendalami ilmu pengetahuan.
3. Menjaga shalat dengan baik.
4. Selalu ingat pengawasan Allah terhadap diri.
5. Bergaul dengan orang-orang yang baik.
6. Mengisi waktu senggang dengan hal-hal yang bermanfaat.
7. Jangan memberikan diri kesempatan untuk berkhalwat (berdua-duaan)

Sahabat, yang dirahmati Allah SWT jangan sampai hidup kita dirusak oleh kenikmatan sesaat. Bayangkan anda adalah seseorang yang sedang dalam tahap pendidikan di laboratorium, di ruang kuliah, di perpustakaan, dan sibuk menghafal pelajaran dengan sungguh-sungguh, atau anda adalah seseorang yang sedang meniti karier, sibuk merencanakan presentasi di depan rekan-rekan kerja hingga itu menyita semua waktu anda.

Di sela-sela kesibukan anda, kegiatan olahraga atau berkumpul dengan keluarga harus anda tinggalkan, lalu mengkonsentrasikan pikiran anda hanya pada seks?Membuat rencana dan melaksanakan perbuatan yang haram dan terkutuk serta selalu disertai dengan keluh kesah, penderitaan dan murka dari Allah.

Dan menutup pintu ilmu sehingga menjadi anggota masyarakat yang rusak merugi di dunia dan akhirat?

Orang-orang yang selalu mengerjakan perbuatan munkar akan berusaha mengasingkan diri dan menjauh dari orang banyak, karena takut rahasianya terbongkar.

Tidak ada pilihan lain selain menutup pendengaran dan pandangan dari segala sesuatu yang dapat mengarahkan pada perbuatan yang keji. Sibukan diri dengan ilmu pengetahuan dan olahraga, mohon pertolongan kepada Allah dengan sikap sabar, mengerjakan shalat dan bergaul dengan orang-orang yang shaleh. Semoga Allah menjadikan kita diantara orang-orang yang sukses dalam menghadapi ujian ini. Amin Ya Rabbal Alamin.

Semoga bermanfaat ---iRm@---

Author : PercikanIman.ORG

Sabtu, 22 Januari 2011

Pasang Badge FB di Blog

Sudah mendaftar di Facebook? Sudah sering menulis atau memberikan update status di Facebook? Sudah punya blog? Dan Memakai platform blogspot? Nah pada kesempatan kali ini saya akan menulis artikel tentang cara pemasangan badge/lencana/status Facebook di blogspot. Badge kalau di dalam Facebook yang menggunakan bahasa Indonesia diartikan sebagai lencana Facebook. Jika masih belum tahu apa itu badge/lencana Facebook, silahkan melihat di sidebar blog saya ini. Disitu ada Facebook Badge bukan? Semacam itulah yang dinamakanbadge/lencana Facebook.

Dengan memasang badge Facebook di blogspot, maka setiap kali kita mengupdate status di Facebook setiap kali itu juga status Facebook tersebut akan ditampilkan di badge tersebut. Cukup menarik bagi yang sudah ketagihan dengan Facebook dan sudah memiliki blog. Tujuannya apasih? Mungkin tujuan yang paling narsis adalah mempopulerkan diri kita sendiri...hehe... :)

Badge/lencana Facebook tersebut sebenarnya merupakan sebuah kode script javascript, jadi intinya kita hanya mengambil kode yang telah disediakan oleh Facebook dan langsung memasangnya ke blog kita. OK, daripada muter-muter tidak tentu arah lebih baik langsung saja saya berikan tutorial cara pemasangan status/badge/lencana Facebook di blogspot.



Pengambilan kode javascript badge/lencana/status di Facebook (saya asumsikan Facebooknya menggunakan bahasa Inggris):

* Login ke akun Facebook
* Pilih menu tab Profil
* Klik link "Create a Profile Badge" (sebelah kiri paling bawah, dibawah daftar teman/friends)
* Nah silahkan copy paste kode javascript yang disediakan, dibawah tulisan "Copy and paste the following HTML into your webpage:"

Oia, kita juga bisa melakukan pengeditan terhadap badge kita. Maksudnya adalah kita diberikan opsi apa saja yang ingin ditampilkan di badge Facebook kita. Caranya silahkan klik "Edit this badge". Ada banyak sekali bagian atau opsi yang bisa kita tampilkan ke dalam lencana/badge Facebook kita, silahkan klik "Add Item" untuk melakukan penambahan item yang ingin ditampilkan. Selain itu layout badge juga bisa kita pilih antara horisontal dan vertikal, sebagai contoh badge Facebook saya yang terletak di blog ini adalah layout vertikal.

Jika sudah selesai melakukan pengeditan badge Facebook, jangan lupa klik "Save". Dan silahkan diambil kode javascript badge Facebook yang telah Anda buat.

Pemasangan Badge/Lencana/Status Facebook di Blogspot:

* Sampai langkah ini berarti Anda sudah mempunyai atau mengambil kode javascript badge Facebook.
* Silahkan login ke akun blogger Anda.
* Masuk menu tab Layout --> Page Element
* Silahkan tambahkan element/widget baru dengan tipe Javascript/HTML
* Letakkan kode javascript badge Facebook Anda
* Dan terakhir jangan lupa klik "Save"

Selamat!! Anda telah berhasil...!!! Demikian artikel sederhana tentang cara pemasangan badge/lencana/status Facebook di blogspot, semoga bermanfaat...Cheer... :)

Sumber : http://kampung-blogger.blogspot.com/2009/09/cara-memasang-badge-status-facebook-di.html

Jumat, 21 Januari 2011

DTTG

1. Photobucket
8. Fake Magazine Cover 9. MagMyPic
2. Flickr 10. My Heritage Face Recognition
3. ImageShack
11. Personalized money
4. iimmgg 12. Photo 505
5. Pict 13. FotoTrix - Image Generator
6. imgPlace 14. Pizap
7. Free Image Hosting 15. 15. PhotoFunia
8. imgur
9. Pictiger
10. TinyPic 16. Picnik
1. BeFunky

2. BigHugeLabs Flickr
3. Funny Photo

4. Loonapix
5. FunPhotoBox

6. Dumpr
7. FaceInHole

Kamis, 20 Januari 2011

some one

Tak pernah ku mengerti akan apa yang kau rasa ,,, kau diam kasih ,,, dalam sekejap kau berubah acuh ,, dan dalam sekejap juga kau bisa berubah pengertian ,,,
sakit yang kurasa ketika kau tak ada tapi tak pernah mampu kau baca ,, ataukah kau berpura tak menyadarinya ,,,
semua tertegun melihat pesona cantik mu tapi apa kau yakin dia mencintai mu setulus aku ,,,
entahlah aku bingung dengan semua ini, kau selalu menghilang di saat aku merindukan mu ..
mungkin itu sifatmu atau memang kau ingin menyakiti aku di atas tulus cintaku yang hanya tercipta untuk kamu .

Arti Hidup Motivasi Islam


Dalam berbagai literatur, video, audio, atau pun dalam seminar, mungkin Anda pernah mendapatkan materi tentang arti hidup. Para motivator atau ahli pengembangan diri mengatakan bahwa memahaminya adalah langkah penting dalam menggapai sukses. Saya setuju, bahkan bukan hanya sukses dunia, tetapi sukses duni akhirat jika kita memahaminya dengan benar.

Ada satu hal penting yang harus kita perhatikan disini. Saat si motivator atau trainer memandu Anda menemukan arti hidup. Betulkah akan dipandu ke arti hidup yang sesungguhnya? Jangan main-main dengan ini, sebab hidup kita di dunia akan menentukan hidup kita di akhirat.
Adakah Nilai-nilai Universal?

Saya selalu bertanya dengan apa yang disebut dengan nilai-nilai universal. Katanya, nilai-nilai yang diterima oleh semua agama. Apa yang salah? Mungkin, seseorang bisa mengumpulkan nilai-nilai yang diterima oleh semua agama. Artinya dia mengeliminir nilai-nilai yang hanya diterima oleh suatu agama, termasuk agama Islam. Jadi, saat kita hanya mengambil nilai-nilai universal, maka kita tidak akan mendapatkan nilai-nilai Islam secara utuh atau secara integral.

Nilai-nilai yang kita anut, akan menentukan hidup kita. Saat nilai yang kita anut tidak utuh, maka hidup kita pun menjadi tidak utuh. Hal ini, jika kita hanya mengandalkan nilai-nilai yang diajarkan oleh para trainer atau motivator yang katanya memberikan nilai-nilai universal. Saya tidak melarang Anda belajar kepada mereka, tetapi jangan cukup sampai disana. Kita harus mau melihat cara hidup sesuai dengan panduan kita sebagai Muslim.
Arti Hidup Menurut Islam

Agar kita tidak memahami arti hidup secara dangkal, kita harus kembali memahaminya dari sumber atau rujukan yang benar, yaitu Al Quran dan Hadits shahih. Tentu saja, jika kita menggalinya lebih dalam menurut Al Quran dan Hadits akan menjadi pembahasan yang panjang. Yang akan saya tekan disini ialah, kita jangan menyerahkan pemahaman dari sumber yang tidak jelas tidak pasti. Pemahaman yang salah bisa mengubah kehidupan kita, bahkan kehidupan kita nanti di akhirat.

Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz Dzaariyaat:56)

Ibadah… inilah arti hidup sesungguhnya.

BELAJAR KECERDASAN EMOSI

Apa itu kecerdasan emosi? Menurut Wikipedia, Kecerdasan Emosi atau Emotional Intelligence (EI) menggambarkan kemampuan, kapasitas, keterampilan atau, dalam kasus EI sifat model, kemampuan diri, untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola emosi diri sendiri, orang lain, dan kelompok.

Mengapa begitu penting? Emosi berkaitan dengan keputusan dan tindakan. Jika emosi tidak dikelola dengan baik, masihkah berharap bahwa keputusan dan tindakan kita juga baik?

Dari berbagai literatur, saya menemukan ada 5 dasar kecerdasan emosional. Kelima dasar itu adalah

1. Mengetahui perasaan Anda dan menggunakannya untuk membuat keputusan dalam hidup Anda.
2. Mampu mengatur kehidupan emosional Anda tanpa dibajak oleh emosi-emosi negatif seperti depresi, marah, kebingungan, dan sebagainya.
3. Bertahan dalam menghadapi kemunduran dan menyalurkan dorongan Anda untuk mengejar tujuan-tujuan Anda.
4. Empati – membaca emosi orang lain tanpa mereka memberi tahu Anda apa yang mereka rasakan.
5. Penanganan perasaan. Termasuk kemampuan membaca dan mengartikulasikan emosi yang tersirat

Lalu siapa teladan kita dalam hal kecerdasan emosi? Tentu saja, tiada lain dan tiada bukan, teladan kita adalah Rasulullah saw. Banyak literatur yang membahasnya, tetapi Al Quran dan Hadits-lah sumber rujukan utama kita.

Jika kita meneladani bagaimana cara Rasulullah saw berinteraksi dengan orang-orang sekitar beliau, dengan keluarga, bahkan dengan orang-orang yang menentang beliau, kita bisa petik bagaimana kecerdasan emosi beliau yang mengagumkan. Itulah praktek utama kecerdasan emosi.

renungan Islam


Orang Mukmin Sentiasa Bersabar dengan Musibah dan Reda dengan Ketentuan Allah
Sahabat yang dirahmati Allah,
Sebagai manusia biasa dan sebagai hamba Allah s.w.t hidup kita di dunia ini tidak akan sunyi dengan kesusahan, dugaan, ujian, musibah dan kedukaan. Samaada musibah ini berlaku ke atas diri kita sendiri, ahli keluarga, jiran tetangga , sahabat-handai maupun di dalam masyarakat .

Tetapi orang mukmin sentiasa bersikap positif dan reda dengan qada dan qadar daripada Allah S.W.T.
Setiap apa yang ditakdirkan oleh Allah S.W.T.dianggap sebagai baik kerana mengandungi hikmah yang mungkin tidak dapat dijangka oleh akan fikiran mausia. Dan hanya Allah S.W.T. sahaja yang Maha Mengetahu segala hikmah di atas setiap kejadian dan ketentuan-Nya.

Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Dan Kami pasti menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, buah-buahan. Dan sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ; "Inna lillahi wa inna illahi rajiun" (sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali). Merekalah yang memperoleh ampuna dan rahmat dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk."
(Surah al-Baqarah ayat 155-157)

Kalimat "Inna lillahi wa inna illahi rajiun" dinamakan kalimat "istirja" (penyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya ketika ditimpa musibah baik besar atau kecil.

Sahabat yang dimuliakan,
Sifat sabar adalah sifat orang mukmin yang sentiasa hati dan jiwanya berhubung dengan Allah S.W.T. dan apabila sesuatu yang mendukacitakan berlaku atas dirinya lidahnya terus menyebut "Inna lillahi wa inna illahi rajiun"(sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali.)

"….Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat".
(Surah al-Hijr ayat 56)

Orang mukmin yang sabar dan yakin dengan janji-janji Allah sebenarnya mempunyai tujuh prinsip yang menyebabkan dia tidak kecewa dan berputus asa dengan rahmat Allah S.W.T.:

Pertama : Kita mesti yakin kepada Allah. Sesungguhnya yakin kepada Allah sepenuhnya menjadi kami tenang menerima apa saja ketentuan Allah keatas diri kami. Kita yakin apa yang ditentukan-Nya itu yang lebih baik untuk kita. Sekalipun pada zahirnya nampak tidak baik.

Kedua : Kita hendaklah yakin bahawa ketentuan Allah pasti akan terlaksana. Tiada sesiapa dapat lari darinya. Sesungguhnya tiada sesiapa yang boleh menolak ketetapan-Nya. Maka semestinyalah kita reda dengan ketetapan Allah, tidak merintih dan menyesalinya.

Ketiga: Kita hendaklah yakin bahawa apa yang kita hadapi hari ini merupakan ujian daripada Allah.Kejayaan dalam sesuatu ujian hanya boleh dicapai dengan bersabar serta mengharapkan ganjaran daripada Allah. Dan kita sentiasa meletakkan harapan yang tinggi bahawa Allah akan menggantikan untuk kita keadaan yang lebih baik sama ada di dunia dan akhirat. Dengan itu kita tidak dihimpit kerisauan dan keluh kesah.

Keempat : Kita hendaklah yakin bahawa jika kita tidak sabar maka apalah gunanya kita merintih? Pastinya rintihan hanya akan menambahkan kesedihan, kerisauan, keluh kesah yang akhirnya membawa padah tidur tak lena, makan tak selera dan ibadah tak sempurna.

Kelima : Adalah tidak mustahil kita akan ditimpa bencana yang lebih teruk daripada apa yang dialami sekarang. Lantaran itu kita hendaklah bersyukur kepada Allah terhadap bencana yang kita terima ini. Bukankah pepatah ada menyebut ‘sesiapa yang melihat kesusahan orang lain akan berasa ringan kesusahan yang ditanggungnya?'.

Keenam : Musibah yang menimpa diri kita bukan pada agama. Sesungguhnya yang sebenar-benar musibah itu ialah musibah pada agama iaitu apabila seseorang insan berada didalam kesesatan, kefasikan atau kekufuran. Adapun musibah yang lain daripada itu, sama ada terhadap harta, anak atau diri sendiri semua itu ringan sahaja. Kesannya pun hanya seketika berbanding dengan musibah pada agama serta kesesatannya. Lantaran itu Rasulullah S.A.W. berdoa maksudnya : “ Wahai Tuhanku, janganlah Engkau jadikan musibah kami atas agama kami”

Ketujuh : Dan yang akhir, sesungguhnya kita sedang menanti pertolongan daripada Allah. Dari satu detik ke satu detik kerana sesungguhnya semua urusan itu di tangan Allah. Berterusannya sesuatu keadaan itu adalah sebahagian daripada perkara yang mustahil.

Firman Allah S.W.T. yang bermaksud “…Dan demikianlah Kami tukar gantikan hari-hari itu di antara manusia…”
(Surah Ali- Imran ayat 140)

Firman Allah S.W.T. maksudnya : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(Surah Al-Baqarah ayat 216)

Sahabat yang dikasihi,
Marilah kita berpegang kepada tujuh prinsip di atas semoga hati kita sentiasa reda dan tidak keluh kesah atas apa saja dugaan dan cabaran di dalam kehidupan ini. Ingatlah hidup kita hanya sementara dan di akhiratlah kehidupan yang kekal abadi . Apabila kita bersabar maka Allah S.W.T. telah berjanji di dalam al-Quran yang bermaksud : "Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah sahaja yang akan disempurnakan pahala mereka dengan tidak terkira"
(Surah az-Zumar, ayat10).





Ciri-ciri Kesempurnaan Iman
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadis :
Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:" Tidak sempurna iman seseorang hamba sehingga dia memiliki tiga sifat iaitu: menafkahkan harta tanpa kedekut, berlaku adil terhadap diri dan memberi salam kepada orang lain."
(Hadis Riwayat Ahmad)

Huraian :
1. Harta benda atau wang ringgit adalah kurniaan Allah kepada hamba-Nya. Harta benda yang dimiliki adalah suatu himpunan amanah dan tanggungjawab yang perlu diurus dan dibelanjakan sewajarnya. Oleh itu manusia yang suka menyimpan harta kerana takut akan kehabisan dan tidak sanggup mengeluarkan sebahagiannya ke jalan yang hak seperti berzakat dan membelanjakan ke jalan yang bermanfaat pasti tidak akan mendapat keberkatan dan rahmat Allah walaupun dianugerahi nikmat yang melimpah ruah.

2. Firman Allah bermaksud: "Sesungguhnya Tuhanmu yang meluaskan rezeki terhadap sesiapa jua yang dikehendaki-Nya (menurut undang-undang dan peraturan-Nya) dan Dia juga yang menyempitkan (menurut yang demikian). Sesungguhnya Dia Maha Mendalam Pengetahuan-Nya lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya."
(Al-Israk ayat 30).

3. Adil dengan diri sendiri bermaksud seseorang itu menyeimbangkan antara keperluan spiritual (rohani) dan dan fizikal (material, intelektual dll) di mana semua komponen ini saling berkait rapat dan sangat penting bagi menjadikan kehidupan seseorang seimbang, tenang dan damai.

4. Memberi salam pula adalah simbol kekuatan ukhuwwah yang dituntut oleh Islam untuk diamalkan selalu oleh setiap muslim dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Ini bagi memastikan masyarakat yang dihuni itu berkeadaan saling hormat menghormati di samping mewujudkan perpaduan dan kasih sayang tanpa berlakunya cara hidup yang bersifat indidualistik, menyombong diri, mementingkan diri dan sebagainya tanpa menghiraukan orang lain.

Adab Duduk dalam Majlis Ilmu
Daripada Abu Waqid al-Laitsi r.a berkata, "Rasulullah s.a.w. sedang duduk di masjid bersama orang ramai ketika menyampaikan ceramahnya, tiba-tiba datang tiga orang lelaki. Dua daripada mereka mendatangi Nabi s.a.w., sedang yang seorang lagi terus pergi begitu saja. Seorang daripada mereka mencari-cari ruang yang kosong dalam majlis itu, lalu dia duduk di situ. Dan yang seorang lagi terus duduk di belakang.
Setelah Rasulullah s.a.w. selesai memberikan pengajian, Baginda bersabda yang bermaksud, 'Perhatikanlah, kuberitahukan kepada anda sekalian tentang orang yang bertiga itu. Seorang antaranya mencari tempat di sisi Allah, maka Allah melapangkan tempat baginya. Orang kedua malu-malu maka Allah malu pula padanya. Dan orang yang ketiga jelas berpaling , maka Allah berpaling pula daripadanya."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Pengajaran yang boleh di ambil :
1.Seorang alim yang menyampaikan kuliahnya hendaklah duduk di tengah-tengah murid-muridnya di tempat yang boleh di lihat dengan jelas oleh semua orang.

2.Disunatkan duduk dalam masjid untuk muzakarah yang membincangkan tentang ilmu.

3.Disunatkan membentuk halakah dalam majlis ilmu dan zikir.

4.Makruh keluar dari dalam masjid ketika sedang berlangsungnya ceramah tanpa alasan yang munasabah.

5.Disunatkan mendekati orang yang berilmu dalam halakah agar dapat mendengar penerangannya dengan jelas.

6.Seorang yang ingin bergabung dalam halakah jika melihat ada tempat yang renggang hendaklah ia duduk di tempat tersebut, bukan di belakang para jemaah.

7.Harus memberi pujian kepada sesaorang yang membuat kebaikan.

8.Harus menceritakan tentang keburukan yang di lakukan oleh sesaorang secara terang-terangan.

9.Orang yang terlebih dahulu menduduki suatu tempat dalam majlis ilmu maka jika ia kembali ia lebih berhak untuk duduk di tempat tersebut.

10.Kita hendaklah mengisi kawasan yang renggang dengan penuh adab tanpa menganggu para hadirin yang sedia ada.

11.Hendaklah duduk tetap di suatu tempat sehingga selesai pengajian atau ceramah melainkan jika ada keuzuran.

Adab Makan dan Minum Mengikut Sunnah Nabi
Sahabat yang dirahmati Allah,
Nabi Muhammad s.a.w diutuskan sebagai pembawa rahmat (kebaikan) kepada sekalian alam. Nabi s.a.w banyak mengajarkan kita tentang cara hidup seharian yang bersendikan kepada 'aqidah dan ibadah', sejak kita mula bangun pagi, masuk tandas, makan dan minum, memakai pakaian, menaiki kenderaan, mula bekerja, pulang kerumah, berehat dan tidur.

Sukatan makan dan minum yang menjadi panduan hidup orang Mukmin adalah berdasarkan sabda Nabi s.a.w yang maksudnya : "Adalah kami para Nabi, kami tidaklah hidup kenyang."

Nabi s.a.w tidak makan sebelum baginda merasa lapar dan lebih dahulu berhenti sebelum sampai ke tahap kenyang atau merasa puas.

Sahabat yang dimuliakan,
Terdapat beberapa adab-adab makan dan minum cara Nabi s.a.w untuk menjadi panduan kita semua untuk mendapat keberkatan di sisi Allah s.w.t dengan mengikut sunnah baginda.

Pertama : Membasuh tangan sebelum makan.

Nabi s.a.w bersabda maksudnya : "Keberkatan makanan itu ialah membasuh (tangan) sebelumnya (sebelum makan) dan membasuh selepasnya."
(Hadis Riwayat Abu Daud dan Turmudzi).

Dari Sayyidah Aisyah r. 'anha bahawa Rasulullah s.a.w apabila berjunub, maka baginda berwudhu' (seperti wudhu') untuk solat dan apabila baginda ingin makan baginda membasuh kedua tangannya (lebih dahulu).

Kedua : Membaca Bismillaah. (Bismillahirahmanirrahim)

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud : "Apabila seseorang lelaki memasuki rumahnya, lalu dia menyebut Allah (membaca Bismillaah) di kala masuk dan di kala makan, maka berkata syaitan : "Tiadalah peluang aku bermalam dengan kamu dan tiadalah pada makanan malam kamu."
Dan apabila seorang masuk ke rumahnya , maka dia tidak menyebut Allah di kala memasukinya, maka berkata syaitan : "Aku akan bermalam dengan kamu."
Seterusnya apabila dia tidak menyebut Allah di kala makan, maka syaitan akan berkata : "Aku akan dapat bermalam dan makan malam (bersama kamu; kongsi makan)"
(Hadis Riwayat Muslim)
Nabi s.a.w telah bersabda kepada seorang kanak-kanak yang makan di samping baginda maksudnya : "Wahai kanak-kanak, sebutlah nama Allah.."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Ketiga : Membaca do'a makan.


Sabda Nabi s.a.w, yang maksudnya :
"Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinna'adzaabannar.
maksudnya : Ya Allah, berkahilah rezeki yang Engkau rezekikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa Neraka." (Hadis Riwayat Ibnu As-Sunni)

Hadis riwayat At-Tirmizi dan Ibnu Majah satu do'a yang diajar oleh Nabi s.a.w. bila hendak makan: 'Allahumma barik lana fihi wa ath ighmna khairan minhu', maksudnya: "Ya Allah, berilah keberkatan kepada kami pada makanan ini dan kurniakanlah kepada kami makanan yang lebih baik daripadanya."

Keempat : Makan dan minum dengan tangan kanan.

Diriwayatkan daripada Abdullah bin Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya : "Apabila salah seorang di antara kamu makan, hendaklah dia makan dengan menggunakan tangan kanannya dan apabila dia minum hendaklah dia minum dengan menggunakan tangan kanannya kerana sesungguhnya syaitan itu, dia makan dengan menggunakan tangan kirinya dan minum juga dengan menggunakan tangan kirinya."
(Hadis Riwayat Muslim).

Makruh makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri kerana ianya adalah di antara adat-adat syaitan dan sesiapa yang melakukan sedemikian, bererti dia menyerupanya. Termasuk juga apabila kita mengambil lauk pauk di dalam majlis hendaklah menggunakan tangan kanan bukan tangan kiri kerana adat melayu yang mengambil lauk tangan kiri (takut sudu kotor) adalah tidak ikut sunnah.

Kelima : Makan makanan yang mengiringi (makanan yang terdekat)


Nabi s.a.w bersabda maksudnya : "..dan makanlah (dengan memulakan makan) makanan yang mengiringi engkau."
(Hadis Riwayat Bukhari).


Dalam hadis yang lain Nabi s.a.w bersabda maksudnya : "Hendaklah kamu menyebut nama Allah (dikala hendak makan) dan hendaklah setiap orang (mula) makan makanan yang mengiringinya."
(Hadis Riwayat Bukhari)


Maksud makanan yang mengiringi adalah makanan yang terdekat kerana menjadi adab Islam mengutamkan makanan yang berdekatan daripada mengambil makanan yang berdekatan dengan rakannya. Selepas itu barulah ia mengambil makanan yang jauh sedikit daripadanya.


Keenam : Mula makan tepian bukan tengah.


Sabda Nabi s.a.w. maksudnya : "Apabila seseorang kamu makan suatu makanan, maka janganlah dia (mula) makan makanan yang berada di puncak pingan (bahagian tengah), akan tetapi hendaklah dia memakan makanan daripada dahagian di sebelah bawahnya (tepi yang berdekatan dengannya) kerana sungguhnya keberkatan itu turun daripada puncaknya (kebawah)"
(Hadis Riwayat Abu Daud).


Dalam hadis yang lain Nabi s.a.w. bersabda maksudnya : "Sesungguhnya keberkatan itu turun ke bahagian tengah makanan, maka kamu makanlah daripada bahagian yang di tepinya (yang mendekatimu) dan janganlah kamu makan daripada bahagian tengahnya (puncaknya)"


Ketujuh : Duduk semasa makan.


Makan dan minum secara berdiri adalah bukan daripada adab Islam kerana Nabi s.a.w menunjukkan contoh makan dan minum baginda secara duduk.


Pada satu ketika Nabi s.a.w telah dihadiahkan sesekor kambing yang telah dimasak. Maka baginda turun makan secara berlutut. Tiba-tiba bertanya seorang Arab Desa kepada baginda. "Duduk apakah ini?". Maka baginda s.a.w menjawab : "Sungguhnya Allah telah menjadikan saya seorang hamba yang pemurah, dan Dia (Allah) tidaklah menjadikan saya seorang yang tidak kenal belas kasihan lagi keras kepala (derhaka)."
(Hadis Riwayat Abu Daud).


Kelapan : Makan dengan tiga putung jari.


Kaab bin Malik memberitakan : "Adalah kebiasaan Rasulullah s.a.w menjemput makanan dengan menggunakan tiga putung jari."
(Hadis Riwayat Muslim)


Menjemput makanan dengan kurang daripada tiga jari menunjukkan kesombongan, manakala menjemput dengan lebih tiga putung jari pula menandakan buruk makan. Kerana bila makan roti, buah tamar atau kuih muih eloklah gunakan tiga putung jari. Tetapi jika makan nasi perlu menggunakan putung lima jari kerana bersesuaian dengan jenis makanan. Begitu juga makan bubur nasi , bubur kacang atau sop perlu menggunakan sudu pula.


Kesembilan : Tidak mencela atau mengaibkan makanan.


Abu Hurairah r.a. pernah memberitakan bahawa : "Tiadalah sekali-kali Nabi s.a.w. mengaibkan makanan (yang dihidang), jika baginda berselera baginda memakannya dan jika baginda tidak ingin baginda meninggalkannya."
(Hadis Riwayat Bukhari)


Perkataan mengaibkan atau merendah-rendahkan makanan itu seperti seseorang sedang makan ia berkata, "Makanan ini tawar ebar, masam rebam, masin perat, pedas gila, mentah dan sebagainya. Terutama ketika berbuka puasa.


Tujuan kata-kata itu bermaksud mencela makanan tersebut termasuk menyindir orang yang memasaknya kurang prihatin tentang rasanya. Jika ingin menegur pun eloklah secara hikmah untuk kebaikan akan datang dan bukan diucapkan semasa menjamu selera kerana boleh menjatuhkan maruah orang lain.


Nabi s.a.w pernah dijamu sejenis biawak padang pasir (dhabb), dikala baginda ditanyakan : "Adalkah dia haram?". Baginda menjawab ; "Tidak! Cuma dia tidak (hidup) di bumi kaumku, maka tidaklah seleraku untuk memakannya." (Hadis Riwayat Bukhari)


Juga sebagaimana terdapat dalam suatu kisah kaum ini (Quraisy) di kala ditanyakan Nabi s.a.w. : "Adakah binatang ini haram?" Maka baginda menjawab : "Tidak! Akan tetapi saya tidak menyukainya disebabkan baunya." (Hadis Riwayat Muslim)


Kesepuluh : Bercakap semasa menjamu selera.

Semasa makan para ulama menggalakkan bercakap mengenai kebaikan makanan, percakapan-percakapan baik dan kisah-kisah orang soleh sekitar makanan dan selainnya.


Semasa makanan berada dimulutnya jangan bercakap kerana perbuatan tersebut adalah buruk bila makan bersama orang lain. Kerana ditakuti makanan terhambur ke muka orang lain. Jika boleh semasa mengunyah hendaklah tidak berbunyi.


Kesebelas : Makan suapan terjatuh.


Jaabir bin Abdullah r.a. meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya ; "Apabila suapan seseorang kamu terjatuh, maka hendaklah dia mengambilnya, hendaklah dia membuang kemudharataan padanya dan hendaklah dia memakannya dan janganlah dia meninggalkannya kepada syaitan (secara membazir)"
(Hadis Riwayat Muslim)


Di galakkan memakan suapan (makanan) yang terjatuh, jika boleh dibasuh seberapa boleh dan makan semula. Jika makanan tersebut jatuh dan lantai tersebut agak kotor maka makanan tersebut diambil juga dan diberikan kepada haiwan dan jangan dibuangkan dan ditinggalkan kepada syaitan. Ini menunjukkan Islam cukup menbenci perbuatan menbazir dan tidak menghormati makanan. Nasi-nasi yang terjatuh di meja makan hendaklah dikutib dan dimakan semula kerana kita tidak tahu keberkatan rezeki ada dibutiran mana nasi yang terjatuh.


Kedua belas : Tidak bernafas dalam bekas minum.


Ibnu Abbas r.a menyatakan bahawa, "Sungguh Nabi s.a.w melarang bernafas dalam bekas minum atau menghembuskan kedalannya."
(Hadis Riwayat Turmudzi)


Ketiga belas : Tidak makan banyak.


Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya : "Orang Mukmin makan menggunakan sebuah perut, sedangkan orang kafir itu makan menggunakan tujuh buah perut" (Hadis Riwayat Bukhari)


Hadis yang lain Nabi s.a.w bersabda maksudnya : "Tiadalah wadah yang diisi anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya sendiri, dimana dia menyangka bahawa dengan beberapa suap makanan, maka punggungnya (kekuatannya) akan dapat tegak kembali. Seandainya dia terpaksa bersikap demikian juga, maka (isilah perutnya) sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan yang sepertiga lagi (kosongkan) untuk pernafasan (bernafas)." (Hadis Riwayat Turmudzi)


Keempat belas : Larangan makan sambil meniarap.


Saalim meriwayatkan daripada sumber bapanya ; "Bahawa Nabi s.a.w melarang seorang lelaki makan sedang dia duduk meniarap"
(Hadis Riwayat Ibnu Majah)


Kelima belas : Jangan memerhatikan orang sedang makan.
Seseorang yang sedang makan bila diperhatikan akan menyebabkan tidak selesa.


Keenam belas : Menjempun para tetamu untuk makan : "Sila menjamu selera!" kepada para tetamu.


Rasulullah s.a.w bersabda : "Yang masih tinggal cuma saya dan engkau."
Abu Hurairah berkata ; " Benar tuan, wahai Rasulullah s.a.w"
Baginda berkata : "Sila duduk, sila minum!"
Maka saya duduk , lalu saya minum.
Maka baginda berkata lagi : "Minumlah!"
Lantas saya minum.


Ketujuh belasa : Sesudah makan menjilat pingan dan jari.


Sabda Nabi s.a.w bermaksud : "Sungguh kamu tidaklah mengetahui (bahagian) manakah (makanan kamu) yang mengandungi keberkatan.'
(Hadis Riwayat Muslim)


Malah Rasulullah s.a.w menyuruh umatnya agar menyapu makanan dalam pingan (untuk dimakan) .


"Perbuatan Nabi s.a.w dimana baginda menjilat (dan menghisap) sisi-sisi makanan (serta memakannya) daripada tiga putung jari (yang menjemput makanan) sebelum lagi baginda menyapu jari-jarinya."
(Hadis Riwayat Musliam)

Kelapan belas : Larangan bangun meninggalkan makanan sehingga hidangan di angkat.


Sabda Nabi s.a.w bermaksud : "Apabila telah dihidangkan suatu hidangan, maka janganlah seseorang bangun sehingga diangkatkan hidangan, dan janganlah dia menggerakkan tangannya (berhenti makan) sekalipun dia sudah kenyang sehinggalah kumpulan (bersamanya) selesai makan, dan hendaklah dia menunggu kumpulan itu, kerana sesungguhnya seorang lelaki itu akan merasa malu duduk (lagi), maka dia akan berhenti makan, dan barangkali dia masih perlu untuk makan."
(Hadis Riwayat Ibnu Majah)


Kesembilan belas : Memuji dan menyanjungi Allah.


Bila hidangan diangkatkan Nabi s.a.w memuji Allah s.a.w dengan do'anya :
"Segala puji bagi Allah, sebagai pujian yang banyak, bagus dan diberkati. Kami tidaklah merasa cukup dengan seorang selain Engkau, kami tidaklah meninggalkan nikmat Engkau, dan kami tidaklah terkaya daripada kurniaan Tuhan kami."


Kedua puluh : Membasuh kedua tangan selepas makan.


Hadis dari sumber Salmaan r.a. telah pun di sebutkan berbunyi : "Keberkatan makanan itu ialah membasuh dua tangan sebelum dan sesudah makan."

Jagalah Hak-hak Allah
Ibnu Abbas berkata, " Pada suatu hari aku berada di belakang Nabi s.a.w. Baginda bersabda kepadaku :
'Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarmu beberapa kata ini sebagai nasihat buatmu :
Jagalah hak-hak Allah, nescaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, nescaya Allah akan selalu berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah pada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan pada Allah. Ketahuilah, bahawa apabila seluruh umat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu itu. Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk memudharatkanmu, nescaya mereka tidak mampu memudharatkan dirimu sedikitpun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering (telah digariskan ketentuan Allah)."
(Hadis Riwayat Tirmidzi)

Dalam riwayat yang lain disebutkan :
"Jagalah Hak Allah, nescaya engkau akan mendapati-Nya di hadapan kamu. Ingatlah Allah ketika engkau senang nescaya Dia akan mengingatimu ketika kamu susah. Ketahuilah bahawa segala sesuatu yang salah dalam dirimu tidak semestinya engkau langsung mendapat hukuman-Nya. Dan juga apa-apa yang menimpa dirimu dalam bentuk musibah atau hukuman tidak bererti disebabkan kesalahanmu. Ketahuilah bahawa pertolongan itu akan datang ketika engkau berada dalam kesabaran, dan bersama kesempitan akan ada kelapangan. Juga bersama kesulitan akan ada kemudahan."
(Hadis Sahih diriwayatkan Ahmad, Hakim, Thabarani, Ibnu Sinni, Al-Ajiri dan Adh-Dhiya')
Sahabat yang dimuliakan,

Kebaikan dilakukan anak terhadap ibu bapa sebenarnya amat kecil anak tidak mampu untuk membalas jasa ibu bapa sepenuhnya biarpun dia berbakti sepanjang hayatnya.

Abu Laith Samarqandi meriwayatkan bahawa datang seorang pemuda berkata kepada Rasulullah s.a.w, "Ya Rasulullah, ibu saya sakit di tempat saya, maka sayalah yang memberi makan dan minum. Tangan sayalah yang mewudhukkan mereka, mengangkat di atas bahu saya. Apakah dengan itu terbalas jasa-jasa mereka?"

Jawab Nabi s.a.w yang bermaksud, "Belum satupun dari jasa-jasa mereka! Cuma kau telah berbuat baik, dan Allah akan memberi pahala yang besar terhadap amal kau yang sedikit itu."

Rasulullah s.a.w. pernah mencela bagi mereka yang memiliki ibu bapa yang telah lanjut usia mereka namun masih tidak mampu untuk memasuki Syurga.

Baginda pernah bersabda maksudnya : “Sungguh hina, sungguh hina, sungguh hina!” Baginda ditanya: “Siapakah wahai Rasulullah (yang hina itu)?” Baginda menjawab: “Orang yang mendapati orang tuanya dalam keadaan tua, sama ada salah seorang atau kedua-duanya, kemudian dia tidak memasuki Syurga.” (Hadis riwayat Muslim)

Gunakan kesempatan yang ada untuk melakukan bakti terhadap ibu bapa sebaik mungkin. Masa untuk anak berbakti kepada ibu bapa sebenarnya semakin suntuk. Lambat laun ibu bapa akan meninggal dunia. Bertindaklah sebelum terlambat, selagi ibu bapa atau salah seorangnya masih hidup.

Kita selalu melihat dia ketawa, tetapi mungkin sebenarnya dia tidak setabah yang kita sangkakan. Di sebalik senyumannya mungkin banyak cerita sedih yang ingin diluahkan. Di sebalik kesenangannya mungkin tersimpan seribu rahsia kita tidak tahu.Tetapi jika kita cuba jadi sahabat sepertinya, mungkin kita akan tahu rahsia yang disimpan oleh orang tua kia.


Sempurnakan Amal Kita Dengan Enam Perkara.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Sikap orang Mukmin sentiasa memperbaiki amalannya setiap hari. Jika ada perkara-perkara yang mencacatkan amalannya dia akan tinggalkan perkara tersebut, begitu juga jika ia dapati ada perkara-perkara yang membantu menyempurnakan amal solehnya kearah yang lebih baik dan sempurna maka ia akan lakukan.

Terdapat enam perkara yang boleh menyempurnakan amal soleh seseorang iaitu :

1. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan takut pada ancaman-Nya.

2. Berbaik sangka terhadap sesama Muslim.

3. Sibuk dengan aib sendiri.

4. Menutup aib saudaranya .

5. Menganggap amalnya terlalu sedikit.

6. Berteman dengan orang- orang soleh.

Sahabat yang dimuliakan,
Sebagai muhasabah diri sendiri untuk membaiki amal-amal soleh kita maka enam perkara yang dinyatakan di atas perlulah dilaksanakan dengan segera semoga usaha-usaha kita mendapat keredhaan Allah s.w.t.

Perkara-perkara tersebut adalah seperti berikut :

Pertama : Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan takut pada ancaman-Nya.

Mukmin yang muttaqin adalah sentiasa mendekatkan diri kepada Allah s.w.t samaada melalui ibadah khusus maupun melalui ilmu pengetahuan dan pengalaman kehidupan harian. Amalan yang boleh menghampirkan diri kepada Allah s.w.t. adalah seperti berikut :

1. Solat wajib tepat waktu, selalu berdo'a , bermunajat dan berzikir kepada Allah.

Dengan solat, berdo’a dan berzikir kepada Allah s.w.t. insya Allah hati menjadi tenang, damai dan makin dekat dengan-Nya.

2. Solat tahajud.

Pada malam hari, diri ini tidak lagi disibukkan dengan urusan pekerjaan ataupun urusan-urusan duniawi lainnya sehingga dapat lebih khusyuk saat menghadapkan diri kepada Allah s.w.t.

3. Mengingat kematian yang datang bila-bila masa.

Kematian sebenarnya sangat dekat, lebih dekat dari urat leher kita. Dan ia datang secepat kilat menjemput kita bila saatnya tiba. Dengan mengingati kematian dan siksaan di alam barzakh akan membawa hati merasai pergantungan kepada-Nya setiap masa.

4. Membayangkan kedahsyatan siksa Neraka.

Azab Allah sangat pedih bagi yang tidak menjauhi larangan-Nya dan tidak mengikuti perintah-Nya.

5. Membayangkan kenikmatan Syurga-Nya

Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara, sangat singkat dibanding dengan kenikmatan di akhirat yang tidak dibatasi waktu.

6. Membaca Al Qur’an dan memahami maknanya (erti dari setiap ayat yang dibaca)

Insya Allah dengan membaca Al Qur’an dan maknanya, akan menjadikan kita makin dekat dengan-Nya.

7. Menambah pengetahuan keislaman dengan berbagai cara, antara lain dengan : membaca buku, membaca di internet (tentang pengetahuan Islam, artikel Islam dsb), melihat video Islami yang dapat meningkatkan keimanan kita.

8. Merasakan kebesaran Allah s.w.t. atas semua ciptaan-Nya seperti alam semesta dan kejadian yang berlaku dimuka bumi seperti peredaran malam dan siang dan kesempurnaan ciptaan Allah s.w.t.

Kedua : Berbaik sangka terhadap sesama Muslim.

Sifat yang akan memperkokoh dan memantapkan persaudaraan harus di hidupkan dan dipelihara, sedangkan segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan semoga hubungan ukhuwah Islamiyah itu tetap terjalin dengan baik, salah satu sifat positif yang harus dipenuhi adalah husnuzh zhan (berbaik sangka).

Oleh karena itu, apabila kita mendapatkan maklumat negatif tentang sesuatu yang terkait dengan peribadi seseorang apalagi seorang Muslim, maka kita harus melakukan menyiasat terlebih dahulu sebelum mempercayai apalagi memberi respon secara negatif.

Allah s.w.t. berfirman maksudnya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(Surah Al-Hujurat ayat 6)

Ketiga : Sibuk dengan aib sendiri.

Kita perlulah sentiasa muhasabah diri sendiri. Terlalu banyak kelemahan dan kekurangan diri kita. Oleh itu setiap hari kita perlu berusaha membuang segala sifat mazmumah yang masih ada dalam hati kita . Satu keaiban yang kita buangkan dalam diri kita lebih baik daripada kita tingkatkan satu amal kebaikan pada masa yang sama keaiban itu masih kekal dalam diri

Imam Hasan Al Bashri dalam kalamnya (ucapannya) menyebutkan bahwa, “Engkau tidak akan memperoleh hakikat iman selama engkau mencela seseorang dengan sebuah aib yang ada pada dirimu sendiri. Perbaikilah aibmu, baru kemudian engkau perbaiki orang lain.Setiap kau perbaiki satu aibmu, maka akan tampak aib lain yang harus kau perbaiki. Akhirnya kau sibuk memperbaiki dirimu sendiri. Dan sesungguhnya, hamba yang paling dicintai Allah adalah dia yang sibuk memperbaiki dirinya sendiri.”

Keempat : Menutup aib saudaranya . Firman Allah s.w.t maksudnya :” Wahai orang-orang yang beriman jauhilah, kebanyakan dari sangkaan sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa, dan janganlah kamu mengintip dan mencari-mencari kesalahan dan keaiban org lain ” ( Surah Al-Hujurat ayat 12)

Hadis riwayat Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah saw. bersabda maksudnya : "Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka kerana buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.(Hadis Riwayat Muslim)

Amalan Yang Mendekatkan Diri Kepada Allah

Sahabat yang dikasihi Allah,
Untuk menjadi hamba Allah yang taat maka kamu perlulah melaksanakan yang wajib dan meninggalkan yang haram. Bersihkanlah dirimu dari dosa dengan memohon ampun kepada Allah s.w.t. dan janganlah menzalimi orang lain nescaya dihari akhirat nanti kamu akan dihitung di bawah cahaya . Allah s.w.t akan mengasihi hamba-hamba-Nya diakhirat nanti apabila mereka berkasih-kasihan didunia ini semata-mata kerana Allah.


Sahabat yang dihormati,
Sebagai seorang manusia iman ada masa naik dan turun. Kadangkala kita melakukan dosa tanpa kita sedari, dari itu sentiasalah beristighfar siang dan malam kerana Nabi s.a.w beristighfar seratus kali sehari. Buangkanlah segala perasaan buruk sangka dan hasad dengki dalam dirimu dan sifat-sifat keji yang lain nescaya kamu akan menjadi orang yang mulia disisi Allah dan manusia lain pun akan menghormati dan memuliakanmu.


Kamu yakinilah bahawa semua rezeki datangnya dari Allah s.w.t. Allah s.w.t akan mengurniakan rezeki yang lumayan kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya dijalan yang tiada disangka-sangka dengan syarat kamu hendaklah menjadi orang yang bertakwa, sentiasa bertawakkal kepada Allah dan sentiasa bersih dari hadas (kecil dan besar). Orang yang sentiasa berwudhuk akan dimurahkan rezeki oleh Allah s.w.t.


Sahabat,
Sifat marah adalah salah satu sifat tercela. Apabila kamu marah cepat-cepatlah mengambil wudhuk kerana kepanasan marah dapat disejukkan dengan air. Syaitan amat suka melihat anak Adam berada dalam keadaan marah kerana dengan marah, manusia akan hilang pertimbangan dan bertindak mengikut nafsu dan ianya akan membawa kepada kebinasaan. Allah s.w.t amat kasih pada hamba-hamba-Nya yang dapat mengawal kemarahan dengan mohon perlindungan daripada-Nya. Dihari kiamat nanti kamu akan terselamat dari kemurkaan Allah s.w.t.


Do’a dan munajat adalah senjata orang mukmin. Kita dituntut untuk sentiasa berdo’a dan bermunajat kepada Allah s.w.t.kerana kita amat berhajat kepada pertolongan Allah, tanpa pertolongan Allah siapalah kita ini, hamba yang lemah dan dhaif dan tidak bermaya disisi Allah s.w.t.


Sebelum do’a dan munajat kamu diterima oleh Allah s.w.t. pastikan kamu tidak memutuskan silaturahim dengan kaum keluarga, jauhkan tidak bertegur sapa selama 3 hari, jangan derhaka kepada ibu bapa dan makanan dan minuman yang masuk dalam perut adalah makanan dan minuman yang halal. Termasuk juga sumber rezeki yang diperolehi untuk membeli makanan dan minuman mesti dari sumber yang halal.Termasuk meninggalkan makanan dan minuman yang subhah.


Sahabat,
Apabila kita berdo’a hingga menitiskan air mata kerana dosa dan kesalahan kita kepada Allah, dan takut pada azab Allah, Allah akan mengampunkan dosa kita dan kita akan termasuk salah satu golongan yang akan mendapat perlingungan Allah di hari kiamat nanti. Mereka yang sabar ketika ditimpa sakit juga akan mendapat pengampunan dari dosa-dosanya yang lalu.


Jika kamu beribadah kepada Allah s.w.t. kerjakanlah dengan hati yang kusyuk dan tawaduk. Fokuskanlah hati dan jiwa sepenuhnya kepada Allah s.w.t sehingga seolah-olah kamu melihat Allah s.w.t. Seandainya hati kamu belum sampai ketahap ini, maka kamu yakinilah bahawa Allah s.w.t. sedang melihat dan memerhatikan kamu, dengan ini kamu akan termasuk golongan muhsinin (ikhlas).


Janganlah kamu membuka keaiban saudaramu, mengadu domba, mengumpat dan memfitnah nescaya Allah s.w.t. akan menutup keaibanmu dihari kiamat dan kamu akan dijauhi dari seksaan api neraka. Sebahagian daripada penghuni Neraka adalah disebabkan mereka tidak mahu menjaga lidahnya ketika didunia iaitu suka membuka keaiban orang , mengadu domba, mengumpat dan memfitnah orang lain.


Sahabat yang dimuliakan,
Dikira sebesar-besar kebaikan disisi Allah s.w.t apabila kamu memperelokkan budi pekerti, merendahkan diri dan sabar diatas bala dan musibah dan ujian-ujian daripada Allah keatas kamu.Janganlah kamu menjadi orang yang buruk akhlaknya dan sedikit ketaatannya terhadap perintah-perintah Allah s.w.t kerana mereka-mereka ini akan mendapat kutukan daripada Allah s.w.t.


Akhir sekali jadilah kamu hamba Allah yang dermawan. Pergunakanlah harta yang kamu miliki untuk berzakat, bersedekah dan beramal jariah kerana sesungguhnya amalan mulia ini akan melahirkan hubungan silaturahim dan ukuwah Islamiyah. Sebaik-baiknya menghulur dengan tangan kanan sehinggakan tangan kiri tak tahu. Percayalah amalan mulia ini akan mendapat dua kebaikan iaitu meredakan kemurkaan Allah di dunia dan di akhirat dan di akhirat nanti ianya termasuk golongan yang mendapat perlindungan daripada Allah s.w.t.




Bersegeralah Untuk Berbuat Amal Soleh

Sahabat yang dikasihi Allah,
Setiap hari apabila kita lihat di dada akhbar, terdapat berbagai-bagai berita jenayah dan keruntuhan moral yang amat parah sekali. Kes bapa memperkosa anak sendiri sudah menjadi biasa dan tidak menjadi berita mengemparkan lagi. Kes tiga wanita Islam sanggup memperdagangkan tubuh kepada berbelas-belas warga asing dirumah kongsi ketika umat Islam menyambut kedatangan Syawal amat memalukan sekali. Kes mayat-mayat bayi yang dijumpai mati dibunuh oleh ibunya sendiri sering berlaku disana sini termasuk bayi-bayi yang masih hidup tetapi dibuangkan merata tempat tanpa rasa belas kasihan oleh seorang ibu!


Apa sudah jadi kepada umat Islam hari ini, kemanakah perginya iman mereka? dimanakah hilangnya akhlak meraka? Dimana letaknya nilai-nilai kemanusiaan?Adakah manusia sudah bertukar kepada sifat kehaiwanan atau lebih rendah lagi? Kenapakah keadaan ini boleh berlaku dan terus berlaku, seolah-olah tidak ada penamatnya.

Makin hari nilai-nilai murni makin hilang, jenayah berlaku setiap hari, maksiat dan gejala sosial dilakukan merata-rata tempat dan tidak berselindung-selindung lagi. Umat Islam sudah tidak ada lagi rasa takut atas kemurkaan Allah, tidak pernah terlintas langsung bala dan musibah akan turun diatas tangan-tangan jahat yang membuat kerosakan dimuka bumi!


Salah satu fakor besar yang membawa keruntuhan moral yang parah adalah disebabkan sistem hidup Islam yang sempurna tidak dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat kita. Sistem pendidikan Islam tidak mampu membentuk untuk menghasilkan insan kamil atau insan berakhlak mulia. Sikap pemerentah 'double standard' disatu masa membina masjid untuk melahirkan manusia beriman, pada masa yang lain membenarkan pusat-pusat hiburan , kelab malam, kedai-kedai judi dan lain-lain hidup bercambah sehigga tak ada kawalan.


Sahabat yang dimuliakan,
Dari Abu Hurairah r.a bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Bersegeralah kalian untuk berbuat amal soleh, kerana akan muncul berbagai fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap-gulita, ada orang yang paginya beriman, petangnya kafir. Ada yang petangnya beriman, paginya kafir. Ia jual agamanya dengan barang perhiasan dunia."
(Hadis Riwayat Muslim)


Ini adalah wasiat Rasulullah s.a.w kepada umatnya, dimana dalam wasiat ini baginda memperingatkan, bahawa akan muncul suatu zaman yang di dalamnya terjadi berbagai fitnah antara manusia.


Sahabat,
Fitnah di sini boleh tafsirkan sebagai kemaksiatan, kekufuran dan dosa-dosa besar berlaku dikalangan umat Islam.Ia juga boleh ditafsirkan sebagai mempersenda-sendakan ajaran Islam, perintah-perintah Allah dan rukun-rukun Islam. Boleh juga dimaksudkan sebagai kafir kepada Allah, Rasul-Nya dan apa yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah s.a.w.


Rasulullah memperingatkan umatnya agar tidak malas dalam beribadat dan beramal soleh, sebaliknya harus memperbanyakkan kedua-duanya. Setiap hari ketika anak Adam menemui pagi, maka saat itu ada kesempatan baginya yang harus ia manfaatkan dengan memperbanyakkan ketaatan, ibadat dan amal soleh. Dengan begitu, ia akan sentiasa taat kepada Tuhannya dan menjauhi segala larangan-Nya, sehingga akan bertambah kebaikannya, semakin berat timbangan amal kebajikannya dan terhapus dosa-dosanya.


Janganlah ditangguh-tangguhkan untuk melaksanakan kebaikan dan kebajikan. Kerana kita tidak mengetahui bahawa kemungkinan ia akan menjadi korban fitnah, yang menyebabkan dirinya berubah dari Mukmin menjadi kafir, dari seorang hamba yang taat menjadi ahli maksiat dan durhaka kepada Allah s.w.t. Berkemungkinan ia sedang beramal dengan ahli Syurga dan jaraknya hanya tinggal sehasta, tiba-tiba datang gangguan, cubaan dan fitnah maka ia pun beramal dengan amal ahli Neraka dan akhirnya masuk kesana.nauzubillah!


Rasulullah s.a.w cukup bimbang kepada umatnya yang suka menunda-nunda atau melingah-lengahkan amal-amal soleh kerana kita tidak mengetahui apa yang akan berlaku pada hari esok. Ingatlah! Masa berjalan terus, ia tidak menunggu sesiapa, dunia sentiasa berubah dan fitnah-fitnah yang dibawa oleh syaitan dan Iblis dan didurong oleh hawa nafsu itu akan muncul terus dan mengoda manusia.


Sahabatku,
Bayangkan bagaimana keadaan ini boleh berlaku iaitu seseorang paginya beriman dan petangnya kafir dan ada pula yang petangnya beriman dan paginya kafir. Kalau tidak diambil perhatian serius apa akan terjadi sekiranya ketika ia menjadi kafir waktu petang atau pagi tiba-tiba ajalnya datang mengejut? Jadilah ia seorang yang mati dalam kekufuran kepada Allah s.w.t.


Beberapa contoh yang pernah berlaku dalam masyarakat kita :
1. Wanita Islam sanggup menukar agamanya kerana bercinta dengan lelaki kafir dan berkahwin untuk sehidup dan semati (berlaku di Banting Selangor dan Pontian Johor).

2. Seorang lelaki Islam sanggup bunuh diri hanya disebabkan perselisihan dengan isterinya (berlaku di Kuala Selangor, Selangor).

3. Seorang lelaki Islam sanggup tukar kepada agama Kristian kerana kemiskinan dan dia dipulaukan oleh orang kampung (berlaku di Kuantan, Pahang).

Banyak lagi contoh-contoh lain yang berlaku yang tidak diceritakan di akhbar. Menurut mufti Perak orang Islam yang murtad di Malaysia melebihi 100,000 orang kerana berbagai-bagai sebab dan alasan. Inilah yang dikatakan sanggup menjual agamanya dengan barang perhiasan dunia. Dengan harta dan wang ringgit ia sanggp menjual aqidahnya.


Sahabat yang diredhai Allah,
Sesungguhnya seorang Muslim sejati adalah orang yang paling takut hatinya dan takut kepada kemaksiatan dengan segenap jalannya. Banyaknya maksiat itulah yang akan menyebabkan ujud selaput hitam pekat pada hati menyebabkan cahaya dan hidayah Allah tidak dapat memasuki hati manusia.


Seorang Muslim sejati adalah orang yang sabar terhadap bujukan-bujukan dunia dan waspada terhadap apa-apa yang dipandang indah oleh syaitan, jin dan manusia. Semuanya barang perhiasan dunia dan kenikmatannya hanya sementara bila tiba masanya manusia akan mati dan menemui Allah s.w.t. Apabila mati anak Adam semua yang dimiliki akan ditinggalkan kecuali tiga iaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh yang sentiasa mendoakannya.

Kebaikan Dunia dan Akhirat

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
“Ada empat perkara yang apabila diberikan kepada sesaorang sesungguhnya ia telah memperolehi kebaikan dunia dan akhirat.Iaitu :
1.hati yang sentiasa bersyukur
2. lisan yang sentiasa berzikir
3.tubuh yang sentiasa sabar dalam menanggung musibah, dan
4.isteri yang tidak pernah khianat sama ada terhadap dirinya atau terhadap harta benda (suami)nya.”


Sesungguhnya setiap insan dalam menghadapi gelombang kehidupan pasti menjadikan doa sebagai senjata paling ampuh. Apatah lagi kehidupan seorang Muslim. Malah salah satu permohonan yang tidak pernah diabaikan adalah permintaan memperolehi kebaikan di dunia dan akhirat. Permohonan untuk mendapat kebahagiaan di dunia dan terlepas dari bahang api neraka. Doa ini dirakamkan di dalam al-Quran.


Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“Dan di antara mereka ada yang berdoa ; ‘Ya Tuhan kami kurniakanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari seksa api Neraka.”
(Surah al-Baqarah ayat 201)


Merasai dan menikmati kebaikan yang dimaksudkan bukanlah hanya dengan kenikmatan yang bersifat dunia. Seperti dengan melimpahnya harta , kedudukan yang tinggi, isteri yang cantik, anak-anak yang ternama atau yang seumpamanya. Terdapat kebaikan yang lebih bererti dan bermakna sehingga sesaorang benar-benar menikmati kebaikan dunia dan akhirat. Inilah yang diungkapkan oleh baginda Rasulullah s.a.w. dalam hadisnya di atas. Jelas dari hadis di atas apabila seseorang ingin mencapai kebaikan di dunia dan akhirat maka ada empat perkara yang mesti dimiliki dan dipertahankannya.


Pertama : Bersyukur .
Bersyukur kepada Allah bukan sekadar mengungkapkan kalimah hamdalah (alhamdulillah) dan terima kasih kepada Allah s.w.t. Ia tidak memadai dengan ucapan lisan tetapi mesti dibuktikan dengan amalan dalam bentuk pengabdian kepada- Nya. Bersyukur bukan hanya mengadakan kenduri kesyukuran sebagai tanda terima kasih kepada Allah.


Sesungguhnya syukur itu adalah menumbuhkan rasa syukur di dalam hati. Kemudian apabila hati telah merasakan rasa syukur, maka tingkahlaku yang kita perlihatkan merupakan lambang atau jelmaan dari rasa syukur. Sehingga segala tingkah laku kita tidak ada penyimpangan dan penyelewengan dari jalan Allah. Segalanya menunjukkan ketaatan dan kepatuhan kepada Allah. Sesungguhnya tingkah laku manusia adalah refleksi dari apa yang ada di dalam hatinya.


Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam diri terdapat segumpal darah, bila baik segumpal darah ini, maka baiklah seluruh tubuhnya. Dan jika buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah segumpal darah itu adalah hati.”
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)


Oleh itu apabila kita bersyukur dengan apa yang dimiliki, maka segala pemberian Allah pasti terasa nikmat. Dan Allah akan terus menambah rasa nikmat itu. Namun jika kita tidak pandai bersyukur, maka Allah mengingatkan bahawa azab-Nya sangat pedih.


Firman Allah s.w.t.yang bermaksud :
“Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(Surah Ibrahim ayat 7).


Kedua : Berzikir
Setiap Muslim amat dianjurkan untuk berzikir dengan lisan setiap hari. Apabila lisan telah biasa dengan zikir, insya Allah segala kata-kata yang lahir adalah perkataan yang baik (kalimah tayyibah). Seutama-utama zikir dengan lisan adalah mengucapkan kalimah Laailaahaillallah. Menyebut nama Allah memang mesti sentiasa kita lakukan baik ketika hendak melakukan sesuatu yang baik maupun sesudahnya.
Rasulullah sendiri sentiasa berzikir kepada Allah dalam berbagai situasi dan keadaan. Perintah untuk sentiasa berzikir begitu banyak dirakamkan dalam al-Quran.


Firman Allah s.w.t.yang bermaksud :
“Wahai orang-orang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada Allah pada waktu pagi dan petang.”
(Surah al-Ahzab ayat 41-42)


Apabila di dunia kita sentiasa membasahi lidah denga zikir kepada Allah, nescaya kebaikan dunia akan kita raih dan secara tidak langsung akan kita raih juga kebaikankan ukhrawi.
Amalkanlah zikir al-Mathsurat pada waktu pagi dan petang kerana zikir ini adalah amalan yang di buat oleh Rasulullah s.a.w,amalkanlah insya Allah ianya merapatkan hubungan hati kita dengan Allah s.w.t.


Ketiga : Bersabar
Ujian dan cubaan bagi manusia yang hidup tentu akan datang silih berganti. Kadangkala ujian itu dalam bentuk perkara duniawi yang menyenangkan seperti harta yang banyak, kedudukan yang tinggi, wajah yang cantik atau tampan, ilmu yang luas dan sebagainya. Namun tidak sedikit ujian itu dalam bentuk yang tidak menyenangkan secara duniawi sehingga perkara ini disebut sebagai musibah, seperti penyakit, kemiskinan ,kedudukan yang rendah, kurang pandai dan sebagainya.Terlepas dari menyenangkan atau tidak ,seorang Muslim mesti tabah dan istiqamah dalam menghadapi berbagai bentuk ujian dari Allah s.w.t.


Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“Dan sungguh akan Kami berikan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar iaitu orang yang apabila ditimpa musibah mengucapkan. ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.’ Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Surah al-Baqarah ayat 155-157)


Orang yang sabar dan istiqamah dalam menghadapi berbagai ujian Allah merupakan orang yang akan mendapat kebahagiaan dalam hidupnya kerana dalam keadaan yang demikian dia tidak tergelincir kejalan yang salah sehingga kebaikan di dunia dan akhirat diraihnya. Dengan sabar, seseorang akan sentiasa sedia menghadapi segala kemungkinan dalam hidupnya sehingga ia tak akan lupa diri dalam kejayaan dan keberhasilan serta tidak putus asa dalam kesengsaraan dan kesulitan.


Keempat : Isteri yang solehah
Memilih isteri yang solehah merupakan suatu kewajipan bagi seorang Muslim. Bersama isteri yang solehah bermakna terbina rumahtangga yang bahagia dan akan menghasilkan generasi yang soleh. Isteri yang solehah bukanlah diukur dengan kecantikan, kekayaan ,status sosial dan seumpamanya.Lebih penting lagi adalah iman dan aqidah yang mantap, akhlak yang mulia dan sentiasa berfikir serta bertindak ke arah masa depan yang lebih baik sebagaimana yang di kehendaki dalam Islam.Antara kelebihan memilih isteri solehah adalah ia membantu suaminya dalam kepentingan akhirat .


Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash . Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : “Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri solehah yang membantu kepentingan akhirat suaminya.”
(Hadis Riwayat Ruzain)


Seorang isteri solehah juga akan mentaati kepimpinan suaminya, Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud :
“Seorang perempuan yang beriman kepada Allah tidak halal mengizinkan orang yang dibenci suaminya memasuki ke rumahnya, tidak boleh keluar jika suaminya tidak menyukainya, tidak boleh mentaati seorang pun di rumah suaminya (kecuali suaminya), tidak boleh meninggalkan tempat tidurnya dan tidak boleh memukul suaminya. Jika suaminya berlaku zalim kepadanya, hendaklah ia tetap di sisi suaminya sehingga ia dapat menjadikan suaminya senang. Jika suaminya mahu menerimanya hal itu sangat menguntungkan dirinya dan Allah pun akan menerima alasannya, memenangkannya dan dia tidak berdosa sedikit pun. Sekiranya suaminya tetap tidak meredhainya, sesungguhnya alasannya di sisi Allah tetaplah kuat.”
(Hadis Riwayat Hakim)


Oleh itu amatlah penting memilih isteri yang solehah, maka seorang pemuda yang akan menamatkan zaman bujangnya mestilah memilih wanita yang demikian sebagai calun isteri. Sementara wanita yang telah menjadi isteri mesti terus membina kesolehannya.Seterusnya apabila ibu bapa yang memiliki anak yang solehah, apabila ada pemuda yang juga soleh datang melamar, maka tiada alasan bagi ibu bapa untuk menolak lamarannya. Apatah lagi bila kedua insan yang soleh bersepakat untuk mewujudkan rumah tangga Islam.


Kesimpulannya
Dari huraian di atas jelas bahawa kehidupan yang hasanah (baik) di dunia tidak hanya di ukur semata-mata dengan melimpahnya kebendaan dan perkara-perkara yang bersifat kesenangan dunia. Namun kehidupan yang hasanah bagi seorang Muslim adalah bila dia mampu menjalankan kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam sehingga amal solehnya lebih banyak berbanding amal-amal yang tidak baik.


Dengan mengerjakan amal soleh seorang Muslim mesti secepat mungkin melaksanakannya. Jangan sekali-kali dia menunda-nunda melakukan amal soleh hanya kerana kemalasannya. Disamping itu dalam beramal soleh seorang Muslim juga tidak boleh merasa sudah banyak pahala yang di perolehi malah sebaliknya, iaitu merasa masih terlalu sedikit amalannya. Kita mesti rakus dan sentiasa merasa kurang senang dalam beramal soleh. Ini kerana apabila kita merasakan telah banyak amalan kebaikan maka keghairahan untuk memperbanyakkan amal soleh akan hilang dari diri kita.


Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal soleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
(Surah al-Kahfi ayat 110)



Asas Akhlak dan Adab Seorang Mukmin
Sahabat yang dirahmati Allah,
Rasulullah s.a.w. telah menunjukkan kepada kita akhlak yang mulia dan qudwah hasanah (suri tauladan yang baik) untuk menjadi ikutan kita. Qudwah hasanah adalah satu bentuk dakwah yang paling berkesan sekali untuk kita mengajak orang lain kepada kebenaran Islam. Betapa ramai orang yang bukan Islam dizaman Nabi s.a.w telah memeluk Islam disebabkan mereka melihat contoh dan akhlak yang baik ditunjukkan oleh baginda.

Seorang Mukmin mestilah menjadikan dirinya contoh ikutan yang baik kepada masyarakat. Segala tingkah-lakunya adalah menjadi gambaran kepada prinsip-prinsip Islam serta adab-adabnya seperti dalam hal makan minum, cara berpakaian, pertuturan, dalam suasana aman, dalam perjalanan malah dalam seluruh tingkah laku dan diamnya.

Seorang ulama' besar Imam Qairawani ada mengatakan bahawa setiap sesuatu yang hendak dibina mestilah ada asasnya. Maka asas kepada pembentukan akhlak dan adab seorang Mukmin adalah perlu kepada empat perkara penting iaitu :

1. Meninggalkan perkara yang sia-sia.

2. Mencintai saudara seagama.

3. Sentiasa berkata yang baik dan diam.

4. Mengawal perasaan marah.

Jika sekiranya empat ciri-ciri di atas dapat dihayati maka ia telah memiliki asas akhlak dan adab yang perlu dimiliki oleh seorang Mukmin. Perkara-perkara tersebut adalah seperti berikut :

Pertama : Meninggalkan perkara yang sia-sia.

Dari Abu Hurairah r.a berkata Nabi s.a.w bersabda maksudnya : " Sebaik-baik Islam seseorang itu adalah peninggalannya tentang apa yang tiada kena mengena dengannya.”

Meninggalkan perkara-perkara yang tiada kena mengena dengan kita sebagai seorang Mukmin iaitu perkara-perkara yang sia-sia dan tidak mendatangkan faedah. Termasuk perkara yang sia-sia adalah semua perkara yang haram , makruh dan syubha. Manakala segala perkara yang berkaitan dengan kita pula ialah perkara yang menjadi suruhan Allah s.w.t samaada perkara wajib mahupun sunat.

Adapun perkara harus itu hendaklah kita berhati-hati dengannya kerana boleh jadi ia berkaitan dengan kita dan boleh jadi ia tidak berkaitan dengan kita. Umpamanya, hiburan dan nyanyian itu harus hukumnya di sisi Islam tetapi ia boleh menjadi makruh dan haram sekiranya tidak penuhi syarat-syaratnya. Jika ianya melalaikan kita daripada kewajipan kita kepada Allah s.w.t maka ia boleh jatuh kepada haram. Makan dan minum itu harus tetapi jika kita makan berlebih-lebihan hingga mendatangkan mudharat kepada kesihatan ianya boleh menjadi haram. Begiti juga sebaliknya tidur itu harus jika kita berniat tidur kerana Allah untuk menjaga kesihatan dan untuk memberi kekuatan untuk bangun solat tahajjud maka tidur seperti ini akan mendapat pahala di sisi Allah s.w.t.

Maka kesimpulannya, Al Qur'an dan As Sunnah lah yang menjadi kayu ukur sama ada sesuatu itu ada kena mengena dengan kita atau tidak.

Kedua : Mencintai saudara sesama Muslim.

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik r.a bersabda Nabi s.a.w. : "Tiada beriman sesaorang kamu, sehinggalah ia mencintai bagi saudaranya sama seperti ia menyintai bagi dirinya sendiri. "

Dari Anas bin Malik, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud :“Tiadalah dua orang yang berkasih sayang kerana Allah melainkan yang terlebih dikasihi Allah dari kedua mereka ialah orang yang terlebih kasih kepada saudaranya.”
(Hadis Riwayat Ibn Hibban dan Hakim)

Dari Muaz bin Jabal meriwayatkan, aku mendengar Rasulullah s.a.w. meriwayatkan hadis qudsi : Allah Azzawa Jalla berfirman yang bermaksud : " Orang-orang yang mencintai satu sama lain kerana kebesaran dan kemuliaan-Ku akan duduk diatas mimbar-mimbar nur pada hari kiamat, (bahkan) nabi-nabi dan para syuhada akan beriri hati kepada mereka."
(Hadis Riwayat Tirmizi)

Hadis di atas menekankan bahawa tanda kesempurnaan iman seseorang Muslim itu ialah dia menyayangi sesuatu yang ada pada saudaranya sebagaimana ia menyayangi sesuatu yang ada pada dirinya sendiri.

Orang yang beriman adalah insan yang bersih hati dan jiwanya daripada bersangka buruk kepada saudaranya yang lain. Dia juga tidak akan menyakiti Muslim lain dengan lidah dan tangannya. Dari hati dan jiwa yang bersih ini akan melahirkan kasih sayang semata-mata kerana Allah s.w.t.

Sifat orang Mukmin adalah sentiasa baik sangka kepada saudaranya yang lain. Dia cinta dan kasih pada saudaranya semata-mata kerana Allah. Dia datang berziarah dan memberikan pertolongan dengan harta, masa dan nasihat yang baik adalah semata-mata kerana Allah dan bukan diatas sebab-sebab ada kepentingan duniawi atau kerana hubungan keluarga.

Dalam hadis yang lain daripada Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w bersada yang maksudnya, "Siapa yang melapangkan satu kesusahan orang yang beriman daripada kesusahan-kesusahan dunia, Allah akan melapangkan orang itu satu kerumitan dari kerumitan akhirat. Dan siapa yang memudahkan orang yang susah, Allah akan memudahkannya didunia dan diakhirat. Siapa yang menutup keaiban orang Islam, Allah akan menutup keaibannya didunia dan diakhirat. Dan Allah sentiasa menolong hamba itu selagi hamba itu mahu menolong saudaranya."
(Hadis Riwayat Muslim).

Ketiga : Sentiasa berkata yang baik dan diam.

Dari Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya : " Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, hendaklah berkata yang baik atau berdiam diri... ."

Seorang Muslim sejati hendaklah sentiasa menjaga kata-katanya agar tidak terkeluar daripada batas-batas syari'at. Ini kerana kata-kata yang terkeluar daripada batas syara' boleh menyebabkan seseorang itu mendapat kemurkaan Allah dan lebih teruk lagi apabila seseorang itu mempertikaikan hukum-hukum Allah s.w.t dan mengatakan hukum-hukum Allah s.w.t sudah tidak sesuai dengan zaman. Kata-kata seperti ini boleh menyebabkan aqidah tergadai. Jauhilah mulut daripada mengumpat, memfitnah, mengadu domba dan memperkecil-kecilkan orang lain. Itu yang melibatkan dosa besar, sedangkan dosa kecil yang melibatkan perkataan pun Nabi larang.

Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:“Kebanyakan dosa anak Adam adalah kerana lidahnya.”
(Hadis riwayat Tabrani dan Baihaqi)

Walaupun lidah adalah satu anggota tubuh badan manusia yang kecil menghiasi kesempurnaan kejadian makhluk Allah, lidah mempunyai peranan besar dalam kehidupan manusia.

Pada satu ketika, lidah boleh memuliakan serta mengangkat maruah seseorang dan dalam ketika yang lain, lidah mampu pula untuk menghina dan menjatuhkan seseorang. Malah, lidah berupaya membawa kejayaan juga kegagalan. Maka tidak hairanlah orang tua ada bermadah, ’sebab pulut santan binasa, sebab mulut badan binasa’.

Menyedari akan kedudukan lidah yang penting, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:

“Ketika seseorang memasuki pagi yang hening, seluruh anggota tubuhnya akan berlutut merayu kepada lidah seraya berkata: Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah kerana kami sangat bergantung kepada engkau. Apabila engkau beristiqamah, kami pun akan turut sama beristiqamah. Sebaliknya jika engkau menyimpang dari jalan yang benar, kami pun turut menyimpang.”
(Hadis riwayat Tirmizi)

Secara prinsipnya seorang Mukmin bila ada sesuatu yang boleh mendatangkan kebaikan maka ia akan berkata-kata dengan baik dan tidak ada sesuatu perkataan yang keluar daripada lidahnya melainkan perkataan yang baik belaka dan mendekatkan diri kepada Allah s.w.t. Tetapi bila dalam satu keadaan berdiam diri lebih baik maka ketika itu ia akan berdiam diri kerana dengan berdiam diri itu akan mendatangkan pahala.

Keempat : Mengawal perasaan marah. Marah adalah salah satu sifat mazmumah yang harus di jauhi supaya kita tidak termasuk dikalangan orang yang memilikmi sifat tercela.. Sesiapa yang tidak dapat mengawal perasaan marah sebenarnya ia sedang dikuasi oleh hawa nafsu.

Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya seseorang berkata kepada Nabi s.a.w., "Berilah aku wasiat?."Nabi s.a.w. bersabda: : "Janganlah engkau marah"Orang tersebut mengulangi permintaannya hingga beberapa kali, sedang Nabi s.a.w. bersabda : " Janganlah engkau marah"(Hadis Riwayat. Bukhari).

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud, “Tidaklah seseorang dikatakan pemberani dan kuat karena cepat meluapkan amarahnya, tetapi seseorang dikatakan pemberani dan kuat kalau mampu menguasai diri dan nafsunya ketika marah"

Banyak keadaan marah boleh mendatangkan perkara buruk. Apabila seseorang itu marah, ia dibantu oleh syaitan. Syaitan adalah musuh utama manusia yang berjanji kepada Allah untuk menggoda dan memesongkan anak cucu Adam.

Marah itu sifatnya panas dan panas itu sifat api. Maka cara untuk memadamkan api ialah dengan air. Apabila seseorang itu terasa ingin marah, maka Nabi mengajar kita agar berwudhu' supaya hati yang ingin atau sedang marah disejukkan oleh air wudhu'. Marah tidak mendatangkan manfaat kepada kita bahkan ia membawa kepada permusuhan dan dendam kesumat. Jadi, seorang Mukmin hendaklah mengawal emosinya agar tidak mudah marah dan menggantikannya dengan sifat sabar, salah satu sifat mahmudah (terpuji).

Adapun marah kerana agama, maka ia adalah dituntut. Contohnya, kita marahkan anak kita kerana tidak menunaikan solat.Maka perbuatan itu adalah bertujuan untuk mendidik. Hendaklah kita membezakan antara marah kerana emosi dengan marah kerana mendidik.

Sahabat yang dimuliakan,
Marilah kita perbaiki akhlak kita dan mengikut semua adab-adab Islam yang diajarkan Nabi s.a.w kepada kita. Semoga dengan kesungguhan kita melaksanakan Islam dalam kehidupan kita akan diredhai oleh Allah s.w.t dan ditempatkan kita dikalangan orang-orang yg beriman dan bertaqwa disisi-Nya.


Asas-asas Pembentukan Akhlak Peribadi Muslim
Peribadi bermaksud manusia itu sendiri dengan fizikal, aqidah dan akhlaknya, yang berbeza antara seorang dengan seorang yang lain. Peribadi yang baik ialah yang memiliki akidah Islam.


Pembentukan akhlak Islam mestilah ditegak diatas empat asas utama, iaitu :
Pertama Iman.
Kedua Islam.
Ketiga Takwa.
Keempat Ihsan.


Sekiranya tidak wujud keempat-empat asas ini pada satu peribadi maka belum lagi dapat diakui ia benar-benar berakhlak Islam. Keempat-empat asas ini mesti dibentuk dan ditingkatkan mengikut keutamaan masing-masing.


Pertama Asas Iman :
Dalam konteks ini asas keimanan mesti diutamakan. Ini kerana asas-asas yang lain tidak dapat ditegakkan sepenuhnya tanpa asas keimanan. Keimanan dianggap suatu yang ungul dan memainkan peranan yang positif. Kekuatannya memberikan inspirasi atau aspirasi yang kuat terhadap pembentukan asas-asas berikutnya. Sebaliknya, kelemahan iman akan mengakibatkan kelemahan asas-asas yang lain.


Iman tidak ubah seperti acuan atau benih. Bagaimana acuan maka begitulah hasilnya dan bagaimana benih maka begitulah pokoknya. Oleh itu adalah sia-sia sebarang usaha pembentukan akhlak Islam, jika tidak dimulakan dengan menegakkan asas keimanan terlebih dahulu.


Iman yang dikehendaki disini ialah iman yang menjadi asas atau tunjang kehidupan umat Islam dalam semua aspek. Seorang Muslim perlulah beriman sepenuhnya kepada prinsip-prinsip keimanan yang enam, iaitu beriman kepada Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, Malaikat-Nya, Hari Akhirat dan beriman kepada Qadha dan Qadar. Iman ini hendaklah hidup subur dijiwa serta menghasilkan amalan dan usaha yang sesuai dengan kehendak Islam dan diredhai Allah. Kuat atau lemah , pasang atau surut iman seseorang akan memberi kesan kepada setiap pekerjaan atau perbuatannya. Jika kuat iman itu maka baiklah perbuatannya. Sebaliknya jika lemah iman itu maka buruklah perbuatannya.


Kemurniaan hidup masyarakat Islam dizaman Rasulullah s.a.w dalam semua aspek adalah berpunca dari kekuatan iman yang dibentuk oleh Rasulullah s.a.w. Keberanian, keadilan, kesabaran, persaudaraan dan perlaksanaan sepenuhnya ajaran Allah dalam kehidupan mereka setiap hari adalah natijah dan benih keimanan yang tulin. Sebaliknya kejatuhan akhlak yang berlaku di kalangan muda mudi Islam kini adalah berpunca dari ketandusan iman mereka.
Amalan atau pekerjaan yang berfaedah disisi Allah s.w.t. ialah amalan atau pekerjaan yang digerak atau dicetuskan oleh iman.


Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu ialah mereka yang apabila disebut nama Allah, gementarlah hati mereka dan apabila diperdengarkan kepada mereka ayat Allah bertambah lagi iman mereka dan kepada Allah mereka bertawakkal. Mereka mendirikan solat dan membelanjakan rezeki yang Kami anugrahkan kepada mereka, merekalah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memiliki beberapa darjat di sisi Allah serta mendapat pengampunan dan rezeki yang murah daripada-Nya.”
(Surah Al-Anfal ayat 2-4)


Kedua Asas Islam :
Asas kedua dalam pembentukan akhlak Islam ialah Islam itu sendiri .Islam bermakna ikutan atau perlaksanaan segala titah perintah Allah s.w.t. dan patuh kepada-Nya semata-mata. Islam merupakan tatacara hidup yang serba lengkap seperti yang ditegaskan oleh Allah s.w.t. dalam firman-Nya yang bermaksud :
“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu deenmu, dan telah-Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah redhai Islam itu menjadi agama bagimu.”
(Surah Al-Maidah ayat 3)


Islam sahaja merupakan cara hidup yang Allah redhai.
Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“Barangsiapa mencari deen selain deen Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripada-Nya, dan dia di akhirat termasuk ke dalam golongan orang-orang yang rugi.”
(Surah Ali-Imran ayat 85)


Ajaran Islam tidak akan dapat dilaksanakan di dalam kehidupan seseorang tanpa asas pertama kepada pembentukan akhlak Islam, iaitu keimanan yang hakiki. Selagimana ajaran Islam tidak dituruti sepenuhnya hasil dari dorongan iman, maka belumlah seseorang itu dapat diakui sudah berakhlak Isalm.


Perlaksanaan ajaran Islam dengan amalan seseorang adalah menandakan wujudnya iman dalam jiwanya. Amal dan iman adalah dua perkara yang tidak boleh dipisahkan.


Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman mengerjakan amal soleh, mendirikan solah dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
(Surah Al-Baqarah ayat 277)


Ketiga Asas Takwa :
Seorang Muslim dianggap bertakwa apabila hatinya benar-benar takutkan Allah s.w.t. serta memperhambakan diri sepenuhnya kepada Allah. Dia juga menyedari bahawa dia akan berhadapan dengan Allah di Hari Qiyamat kelak. Hidup didunia ini dianggapnya sebagai ujian dari Allah s.w.t.. Justeru itu dia perlu sentiasa berhati-hati dan mengawasi dirinya agar tidak terjerumus kedalam perbuatan-perbuatan mungkar yang dilarang oleh Allah s.w.t. Takwa ini mestilah dibina diatas iman yang sejati.


Firman Allah s.w.t yang bermaksud :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dibuatnya untuk hari esok (Akhirat) , dan bertakwalah, kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Surah Al-Hasyr ayat 18)


Keempat Asas Ihsan :
Manakala ihsan pula lahir dari hati yang cintakan Allah s.w.t. Cinta yang mendorong seseorang itu bersungguh-sungguh dan penuh minat melaksanakan ajaran Islam demi mengejar keredhaan-Nya. Seorang yang bersifat ihsan akan mengutamakan orang lain daripada dirinya. Sifat ini melambangkan ketinggian akhlak seseorang Muslim. Dalam menjelaskan ihsan, Allah berfirman yang bermaksud :
"...(iaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang atau sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang mohsin (bersifat ihsan)."
(Surah Ali-Imran ayat 134)


Akhir kata suka ditegaskan bahawa akhlak Islam akan lahir pada peribadi Muslim setelah melengkapi asas-asas tadi, iaitu iman, Islam takwa dan ihsan. Sayugia juga diingatkan bahawa asas pertama (iman) dan kedua (Islam) adalah syarat mutlak untuk membentuk akhlak Islam. Manakala asas ketiga (takwa) dan keempat (ihsan) ialah asas-asas yang melengkapi dan menyempurnakannya.
Mulakanlah Islam Dari Diri Kita
Untuk meningkatkan komitmen kita terhadap Islam, banyak yang mesti kita lakukan. Langkah berikut merupakan beberapa langkah dasar yang patut dilaksanakan :


1.Meningkatkan pengetahuan Islam secara sempurna dan menyeluruh :


Perlulah memahami ilmu tentang Allah, Rasul dan al-Quran. Untuk melahirkan keyakinan dan kekuatan iman mustahil diperolehi tanpa pengetahuan terhadap apa yang diimani. Ertinya, tahap keimanan, banyak ditentukan oleh tahap pemahaman seseorang.


Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."
(Surah az-Zumar ayat 9)


Oleh itu sebagai seorang Muslim ilmu pengetahuan mengenai Islam yang asas dan menyeluruh perlulah dipelajari dan difahami supaya kefahaman kita bukanlah berdasarkan ikutan semata-mata. Kerana Islam adalah satu sistem hidup yang lengkap dan sempurna. Dewasa ini umat Islam hanya memahami secara serpihan yang terpisah-pisah dan tidak difahami secara satu sistem hidup.


2.Memperbanyakkan amal soleh dan mempertingkatkan ketaatan :
Dr Muhammad Yasin dalam bukunya al-Iman menyebutkan bahawa keimanan mesti mencakupi dua faktor asasi . Pertama, pengakuan secara ilmu pengetahuan dan membenarkannya. Kedua, pengakuan secara amaliyah dengan mentaati apa yang telah diketahui dan diyakini. Oleh itu seorang Mukmin wajib melaksanakan keyakinannya dalam bentuk perbuatan dan tindakkan, iaitu ia perlu melaksanakan amal-amal soleh dalam kehidupannya.


Sejarah telah membuktikan bahawa umat Islam bukan sekadar tentera-tentera penunggang kuda di siang hari bahkan mereka melaksanakan ibadah seperti rahib-rahib yang khusyuk di malam hari. Rasulullah s.a.w. sendiri menunjukkan contoh tauladan yang baik, di siang hari memimpin tentera-tentera Islam, melaksanakan kerja-kerja dakwah dan tarbiyyah, kemudian di malam hari melakukan qiyamulail sehingga bengkak-bengkak kaki baginda tanda kesyukuran kepada Allah s.w.t.


3.Zikir dan fikir
Zikir adalah mengingati Allah beserta sifat-sifat-Nya, kebesaran-Nya dan membaca kitab-Nya, sehingga hati selalu berhubung dengan Allah s.w.t.


Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud :
"Iman itu bertambah dan berkurang," lalu ia bertanya kepada baginda, "Apa gerangan ya Rasulullah, yang dapat menambah dan menguranginya?"
Jawab Rasulullah , "Jika kita mengingati Allah dan memuji-Nya, menyucikan-Nya dan bertasbih kepada-Nya, maka disitulah iman akan bertambah kualitinya. Manakala jika kita melupakan atau lalai kepada-Nya, maka disitulah iman kita berkurang,"


Kefahaman yang mendalam terhadap zikrullah inilah menyebabkan Abdullah bin Rawahah memegang tangan seorang sahabatnya seraya berkata, "Bangkitlah sejenak bersama kami, marilah duduk di majlis zikir."


Fikir pula adalah aktiviti yang mengarah kepada renungan ciptaan Allah dengan memikirkan apa yang ada pada ciptaan-Nya, memandang tanda-tanda kebesaran-Nya, mukjizat-Nya, sehingga bertambah keimanan kepada Allah dan merasakan keagongan-Nya dan kekuasaan-Nya. Aktiviti seperti ini disebut sebagai tafkir dan i'tibar. Kepekaan pancaindera terhadap ciptaan Allah walau hanya secara garis kasarnya saja sudah cukup memberi kesan akan keagungan sifat dan perbuatan Allah. Ini jelas akan mempengaruhi tahap keimanan dan seterusnya, pasti tahap komitment kita.
Allah s.w.t. menciptakan manusia berpasang-pasangan lelaki dan perempuan, supaya mereka dapat berkenal-kenalan dan mencari pasangan yang sesuai untuk membina ikatan perkahwinan yang sah mengikut hukum syarak. Islam menggalakkan umatnya berkahwin supaya melahirkan zuriat keturunan umat Islam yang ramai, dari sinilah terbinanya keluarga-keluarga masyarakat Islam dan seterusnya kearah pembinaan Daulah Islamiyyah.


Walaubagaimanapun, sebelum ikatan perkahwinan berlaku, Islam memandang serius pergaulan bebas lelaki perempuan tanpa batas ketika menjalani hubungan sosial atau mencari pasangan untuk teman hidup. Perbuatan ini di larang keras kerana ianya boleh membawa kepada perbuatan zina, sedangkan zina adalah perbuatan yang sangat di kutuk oleh Allah s.w.t.


Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
"Jangan kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu sangat keji dan jalan yang amat jahat"
(Surah Al-Israak ayat 32)


Allah s.w.t. melarang menghampiri perbuatan zina adalah bermaksud sebarang bentuk unsur-unsur maksiat seperti menonton wayang, menari dan menyanyi, bersiar-siar berdua-duaan dan berpimpinan tangan atau perbuatan-perbuatan yang seumpamanya. Perhubungan melalui mms, sms, e-mail atau telefon sekiranya berlebih-lebihan dan boleh menimbulkan fitnah atau menimbulkan rasa berahi atau syahwat juga di larang.


Menutut kaedah usul fikh "matlamat tidak boleh membersihkan jalan" walaupun mungkin matlamatnya murni untuk taaruf dan mengenali hati budi masing-masing sebelum berumah tangga, tetapi apabila caranya tidak syarak maka ianya tidak di benarkan.


Mengikut hukum Islam, berpandangan muka antara lelaki dan perempuan bukan muhrim atau suami isteri adalah haram. Kalau terpandang seimbas lalu sahaja tidak mengapa tetapi apabila di ulang lalu berpandangan maka ianya di larang.


Firman Allah s.w.t yang bermaksud :
"Katakan (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam Pengetahuan-Nya tentang apa yang mereka kerjakan."
(Surah An-Nur ayat 30)


Ahli-ahli tafsir menerangkan bahawa di antara memandang yang haram bagi lelaki itu termasuk memandang perempuan yang bukan muhrim dan bukan isterinya. Memelihara kehormatan diri ialah mengawal diri dari melakukan zina. Ayat tersebut juga memberi kefahaman bahawa perbuatan zina berpunca daripada memandang wanita yang bukan muhrim dan bukan isteri.


Firman Allah s.w.t yang bermaksud :
"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya.."
(Surah An-Nur ayat 31)


Pada ayat ini pula di tujukan kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya mereka juga menyekat pandangan mereka daripada melihat yang haram (termasuk memandang lelaki yamg bukan muhrim atau bukan suaminya), bahkan juga menjaga kehormatan mereka daripada melakukan zina dan seumpamanya.


Perempuan juga di wajibkan menutup seluruh tubuhnya (menutup aurat) kecuali muka dan dua tapak tangan terutama bila berpergian keluar rumah.


Terdapat suatu kisah iblis bertemu dengan Nabi Musa :
" Suatu hari iblis datang bertemu Nabi Musa dengan memakai kopiah yang bersambung dengan baju sekali serta warna-warni. Apabila telah dekat dengan Nabi Musa, iblispun membuka kopiah itu. Kemudian ia mendekati Nabi Musa dan memberi salam,
"Assalamualaikum ya Musa!"


Nabi Musa a.s. menyahut : "Siapa engkau?"


Iblis menjawab : "Aku iblis"


Nabi Musa lalu berkata : "Engkau tidak di beri penghormatan oleh Allah. Mengapa engkau datang ke mari?"


Iblis menjawab : "Aku datang untuk mengucapkan selamat kepada engkau, kerana kedudukan engkau dan tempat engkau di sisi Allah."


Nabi Musa selanjutnya bertanya : "Apakah yang aku lihat di kepala engkau itu?"


"Ini kopiah, untuk aku gunakan bagi menarik hati anak Adam," jawab iblis.


Nabi Musa a.s. selanjutnya bertanya : "Bagaimanakah engkau selalu berjaya mempengaruhi manusia?"


Iblis menjawab ; "Aku berjaya kerana manusia itu menghairani dirinya (ujub), merasa banyak amalnya dan lupa akan dosanya."


Iblis selanjutnya mengingatkan Nabi Musa a.s. tiga perkara :


Pertama : Engkau jangan berada di tempat sepi (berdua-duaan) dengan wanita yang tidak halal bagi engkau.
"Apabila seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya, maka akulah temannya. Aku akan goda lelaki itu dengan wanita tersebut dan goda wanita itu dengan lelaki tersebut," kata iblis.


Kedua : Engkau jangan berjanji dengan nama Allah sesuatu perjanjian kecuali engkau tepati janji itu.


Ketiga : Engkau tidak akan jadi mengeluarkan sedekah, kecuali engkau laksanakan terus.
"Sesungguhnya seseorang yang berniat hendak mengeluarkan sedekah, tidak jadi hendak melaksanakannya kerana aku menjadi temannya. Aku halangi dari menepati janji sedekahnya itu,"terang iblis.


Selepas itu iblis pun meninggalkan tempat tersebut dengan rasa kesal kerana perkara-perkara yang menakutkan anak Adam itu telah di ketahui oleh Nabi Musa a.s.


Dari Abu Hurairah katanya, Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud :
"Tiap-tiap anak Adam (manusia) itu mempunyai bahagian dari zina. Dua matanya berzina iaitu dengan memandang (yang di haramkan). Dua tangannya berzina iaitu dengan memegang. Dua kakinya berzina iaitu dengan berjalan. Mulutnya berzina iaitu dengan mencium. Dan hatinya bercita-cita atau berangan-angan, dan ia dibenarkan oleh kemaluannya atau didustakannya."
(Hadis Riwayat Muslim)


Pengajaran yang boleh kita ambil iktibar berdasarkan ayat-ayat Allah s.w.t, hadis Nabi s.a.w dan kisah pertemuan Nabi Musa dengan iblis, kita hendaklah berhati-hati di dalam setiap amalan, tindakan , pergaulan dan perhubungan di antara lelaki dan perempuan.Islam meletakkan peraturan yang cukup jelas didalam bab munakahat (cara-cara pemilihan jodoh,perhubungan sebelum berkahwin dan selepas berkahwin, perhubungan suami isteri, urusan anak-anak dan lain-lain lagi) ,muamalat, ekonomi dan dalam bidang-bidang yang lain.


Letakkanlah Al-Quran dan sunnah Nabi s.a.w di hadapan kita, tanda kita beriman kepada Allah sw.t dan rukun-rukun iman yang lain dan gunakanlah sepenuhnya panduan ini yang akan membawa kita kejalan yang lurus dan di redhai Allah s.w.t. di dunia dan akhirat.
Posted by abubasyer

Menghiasi Diri Dengan Akhlak Yang Mulia
Sahabat yang dimuliakan,
Tanpa di sedari, masa terlalu pantas berlalu. Setiap masa berlalu ini bermakna umur kamu telah meningkat dan kamu sedang menuju ke distinasi abadi. Hidup bermula dari alam kanak-kanak, memasuki alam remaja dan sekarang masuk pula ke alam dewasa, sebahagian kita sudah sampai ke alam usia emas.


Di zaman manapun kalian berada sekarang, yang penting amal ibadah dan amal soleh perlu berterusan, kerana setiap masa dan usia yang di habiskan akan ditanya oleh Allah s.w.t. dihari Akhirat nanti. Sekarang ini kalian berhadapan dengan zaman pancaroba, dugaan dan cabaran. Cabaran yang sering menganggu iman dan hati, perasaan dan fikiran serta kewibawaan tugas kalian. Ketika inilah kalian ingin merasai semua keadaan beserta kenikmatan hidup yang sedang dicari.
Ingatlah hidup didunia ini adalah persinggahan sementara, tempat rehat yang tidak kekal dan segala kesenangan yang dinikmati yang amat sedikit berbandingkan kenikmatan dihari Akhirat iaitu di Syurga Allah s.w.t.


Sedarlah kalian bahawa hakikat kehidupan seperti yang dimaksudkan dalam Surah al-'Ash "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran."


Sahabat yang diredhai Allah,
Kawallah diri kalian dengan iman serta perindahkanlah akhlak kalian dengan akhlak Islam. Tanpa kawalan iman nescaya lunturlah segala kekuatan dan hancurlah segala kebaikan. Hati-hati dalam berfikir dan bertindak. Batasilah setiap keinginan dengan rasa takut kepada Allah s.w.t. Ketahuilah tiada siapa yang tidak dicatat amal dosanya. Waspadalah selalu terhadap cabaran yang dilalui, hadapi dengan tenang serta tepislah segala kehendak nafsu. Berilah perhatian yang lebih kepada kesihatan hati. Usahlah biarkan hati kalian dihinggapi penyakit sehinggakan hati mati sedangkan jasad masih bernyawa.


Hidupkanlah hatimu dengan zikrullah, bersihkan hati dengan bertaubat dan istighfar dan lembutkan hati dengan banyak membaca al-Qur'an. Pastikan tidak ada makanan haram masuk dalam perutmu kerana sesungguhnya hati akan menjadi gelap apabila ada makanan yang haram dan do'a-do'amu kepada Allah tidak akan dimakbulkan-Nya.


Janganlah membazirkan masa dan hartamu kejalan yang tidak berfaedah kerana sesiapa yang suka membazir adalah kawan syaitan. Jadikanlah syaitan itu musuhmu dan janganlah mengikut langkah-langkahnya. Salah satu daripada hasutan syaitan adalah suka menangguhkan kerja-kerja kebaikan. Jika hatimu tergerak untuk bersedekah hari ini, jangan ditangguh pada hari esok. Jika kamu telah berjanji dalam apa urusan sekalipun pastikan kamu menunaikan janji kerana salah satu sifat nifaq adalah apabila berjanji dia mungkiri tanpa alasan yang syarak benarkan.


Sahabat,
Jadilah kamu pencinta ilmu, timbalah ilmu hingga keakhir hayat dan manfaatkanlah ia untuk membantu orang lain. Hiasilah diri dengan akhlak Islam dan jagalah batas-batas pergaulanmu dan sentiasa beradap sopan dalam berjalan dan bertutur kata. Layanilah rakan-rakan secara adil dan janganlah sombong dan meninggikan diri kerana Allah s.w.t tidak menyukai mereka-mereka yang sombong dan takjub dengan kelebihan diri sendiri.


Disamping menjaga kekuatan iman serta kesihatan hatimu, usah dilupakan pakaian yang melindungi dirimu. Pakaian yang dimaksudkan adalah pakaian takwa. Takwalah yang akan mengawal serta menghindari dirimu daripada berbagai gejala yang merosakkan iman serta hati.


Bersihkan hati daripada sebarang kedengkian, berdendam, dan iri hati terhadap keberhasilan orang lain. Peliharalah lidah daripada mencela, mengumpat dan menyakiti hati orang lain. Kawallah mata daripada melihat yang dilarang oleh syari'at.


Akhirkata marilah kita ambil iktibar dari kata-kata nasihat Al-Ustaz Shaari Che In untuk menjadi pedoman kita semua :
"Manusia dikirim oleh Allah s.w.t kemuka bumi adalah sebagai buruh kontrek, maka setiap kontrek itu bila dikirimkan tentu ada kerjanya yang hendak dia laksanakan. Apabila habis kontrek itu maka dia perlu kembali ketempat asalnya, apabila habis kontreknya dia tidak dapat menyambung kontreknya kecuali kembali ketempat asalnya, samaada dia suka atau tidak, samaada dia bersedia atau tidak, dia mesti kembali.


Bagi manusia yang berakal waras dan faham tentang kedatangannya kemuka bumi ini ianya akan berusaha siang dan malam untuk mengumpulkan bekalan akhirat, kerana dia tahu apabila kontreknya sudah habis, kerja yang dia buat sama ada sudah dibuatnya atau pun tidak dibuatnya ia tetap akan kembali ketempatnya.


Wahai saudara-saudaraku hidup kita di dunia ini tidaklah lama, mungkin sekejap lagi kita akan mati. Tetapi sebelum kita mati biarlah kita kerjakan kerja-kerja yang dituntut oleh Allah s.w.t., biarlah kerja yang kita buat itu berkualiti semoga Allah s.w.t akan memberikan peratus markah yang tinggi. Yang pentingnya kerja yang kita buat itu hendaklah benar-benar ikhlas semata-mata kerana Allah s.w.t. mudah-mudahan Allah akan mengampuni segala dosa kita dan memberikan kita Syurga yang menjadi idaman kita."


Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
"Tiap-tiap umat ada mempunyai ajal (waktu mati) dan apabila telah datang ajal mereka, tidaklah berkurang sesaat dan tidaklah terlebih sesaat (dia pasti akan mati tepat pada masa yang telah ditetapkan oleh Allah s.w.t."
(Surah al-Jumaah)

Kebaikan dan Fadhilat Ayat Kursi.
AYAT KURSI آية الكرسي
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH…

Renungan bersama untuk kita semua

Dari Anas bin Malik r.a. berkata, "Rasulullah S.A.W bersabda : Apabila seseorang dari umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwuduk dan mengerjakan solat subuh, nescaya Allah akan menjaganya dari kejahatan syaitan dan darjatnya sama dengan orang yang membaca seluruh al-Qur'an sebanyak tiga kali, dan pada hari kiamat ia akan diberi mahkota dari cahaya yang menyinari semua penghuni dunia."Berkata Anas bin Malik, "Ya Rasulullah, apakah hendak dibaca setiap hari?"

Sabda Rasulullah S.A.W, " Tidak, cukuplah membacanya pada setiap hari Jumaat."Umat-umat dahulu hanya sedikit saja yang mempercayai rasul-rasul mereka dan itu pun apabila mereka melihat mukjizat secara langsung. Kita sebagai umat Islam tidak boleh ragu-ragu tentang apa yang diterangkan oleh Allah dan Rasul. Janganlah kita ragu-ragu tentang al-Qur'an, hadis dan sunnah Rasul kita. Janganlah kita menjadi seperti umat yang terdahulu yang mana mereka itu lebih suka banyak bertanya dan hendak melihat bukti-bukti terlebih dahulu sebelum mereka beriman.

Setiap satu yang dianjurkan oleh Rasulullah S.A.W kepada kita adalah untuk kebaikan kita sendiri. Rasulullah S.A.W menyuruh kita mengamalkan membaca surah Kursi. Kehebatan ayat ini telah ditearngkan dalam banyak hadis. Kehebatan ayat Kursi ini adalah untuk kita juga, yakni untuk menangkis gangguan syaitan dan kuncu-kuncunya di samping itu kita diberi pahala.
Begitu juga dengan surah al-Falaq, surah Yasin dan banyak lagi ayat-ayat al-Qur'an yang mempunyai keistimewaannya. Setiap isi al-Qur'an itu mempunyai kelebihan yang tersendiri. Oleh itu kita umat Islam, janganlah ada sedikit pun keraguan tentang ayat-ayat al-Qur'an, hadis Nabi dan sunnah Baginda S.A.W. Keraguan dan was-was itu datangnya dari syaitan.



AYAT KURSI MENJELANG TIDUR

Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun kepintaran Hurairah memang patut dipuji, kemudian pencuri itu kemudian berhasil ditangkapnya.”Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W,” gertak Abu Hurairah.Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, hingga kemudian ia pun merengek-rengek : “Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya banyak, sementara saya sangat memerlukan makanan.”Maka pencuri itu pun dilepaskan. Bukankah zakat itu pada akhirnya akan diberikan kepada fakir miskin ? Hanya saja, cara memang keliru. Mestinya jangan keliru.Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah S.A.W. Maka bertanyalah beliau : “Apa yang dilakukan kepada tawananmu semalam, ya Abu Hurairah?” Ia mengeluh, “Ya Rasulullah, bahawa ia orang miskin, keluarganya banyak dan sangat memerlukan makanan,” jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.”Bohong dia,” kata Nabi : “Pada hal ia nanti malam ia akan datang lagi.”

Kerana Rasulullah S.A.W berkata begitu, maka penjagaannya diperketat, dan kewaspadaan pun ditingkatkan.Dan, benar juga, pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti kelmarin. Dan kali ini ia pun tertangkap.”Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah S.A.W,” ancam Abu Hurairah, sama seperti kelmarin. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : “Saya orang miskin, keluarga saya banyak. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi.” Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun ia kembali dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah S.A.W, dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah menegaskan : “Pencuri itu bohong, dan nanti malam ia akan kembali lagi.”Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan kewaspadaan dan kepintaran penuh. Mata, telinga dan perasaannya dipasang baik-baik. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah dan ia berhasil menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Ia kesal. Kenapa pencuri kelmarin itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah S.A.W ? Kenapa mahu saja ia ditipu olehnya ? “Awas!” katanya dalam hati. “Kali ini tidak akan kuberikan ampun.”

Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul sesusuk bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dia jaga. “Nah, benar juga, ia datang lagi,” katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya.”Kali ini kau pastinya kuadukan kepada Rasulullah. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya,” pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi. Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : “Lepaskan saya, akan saya ajari tuan beberapa kalimat yang sangat berguna.”"Kalimat-kalimat apakah itu?” Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. “Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi.”

Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah. Agaknya naluri keilmuannya lebih menguasai jiwanya sebagai penjaga gudang.Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah S.A.W untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi.”Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?” tanya Rasul sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya.”Ia mengajariku beberapa kalimat yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan,” jawab Abu Hurairah. “Kalimat apakah itu?” tanya Nabi.

Katanya : “Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : “Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari.”Menanggapi cerita Abu Hurairah, Nabi S.A.W berkata, “Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya ia tetap pendusta.” Kemudian Nabi S.A.W bertanya pula : “Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang ertemu denganmu tiap malam itu?”"Entahlah.” Jawab Abu Hurairah.
“Itulah syaitan.”

Wallahu a'lamu bi al-shawab......

(Di petik daripada tulisan Mohamad Zuhairi Abd Hadi)
Posted by abubasyer
Sifat Sabar dan Berlemah-lembut adalah Sifat Terpuji
Sahabat yang dimuliakan,
Di antara sifat-sifat yang paling ketara yang wajib tertanam di dalam diri seseorang Muslim ialah sifat sabar dan lemah-lembut kerana kerja-kerja untuk Islam akan berhadapan dengan perkara-perkara yang tidak menyenangkan, malah jalan dakwah sememangnya penuh dengan kepayahan, penyeksaan, penindasan, tuduhan, ejekan dan persendaan yang memalukan. Semua halangan-halangan ini sering dihadapi oleh para petugas amal Islami, sehingga hemah mereka menjadi pudar, gerakan menjadi lumpuh malah mereka mungkin terus berpaling meninggalkan medan dakwah.

Dari keterangan ini jelaslah tugas dan tanggungjawab seseorang pendakwah adalah satu tugas yang amat sukar. Ia bertanggungjawab menyampaikan dakwah kepada seluruh lapisan manusia yang berbeza kebiasaan, taraf pemikiran dan tabiatnya. Da'ie akan menyampaikan dakwahnya kepada orang-orang jahil dan orang alim, orang yang berfikiran terbuka dan orang yang emosional (sensitif), orang yang mudah bertolak ansur dan orang yang keras kepala, orang yang tenang dan orang yang mudah tersinggung. Oleh yang demikian dia wajib menyampaikan dakwah kepada semua golongan itu sesuai dengan kadar kemampuan penerimaan akal mereka. Ia mestilah berusaha menguasai dan memasuki jiwa mereka seluruhnya. Semua ini sudah pasti memerlukan kekuatan dari kesabaran yang tinggi, ketabahan dan lemah-lembut. Oleh itu kita dapati banyak ayat-ayat Al-Quran dan hadis Nabi menganjurkan dan mengarahkan agar seseorang da'ie atau pendakwah perlulah memiliki akhlak yang tinggi iaitu dengan sifat sabar, lemah-lembut dan berhati-hati.

Terdapat beberapa ayat-ayat al-Quran dan hadis Nabi s.a.w yang memerentahkan kita supaya sentiasa bersabar, berlemah-lembut ketika kita berdakwah menyampaikan kebenaran Islam.

1. Firman Allah s.w.t. :

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Yang bermaksud:
"Dalam pada itu (ingatlah), orang yang bersabar dan memaafkan (kesalahan orang terhadapnya), sesungguhnya yang demikian itu adalah dari perkara-perkara yang dikehendaki diambil berat (melakukannya). (Surah Asy-Syura, Ayat: 43).

2. Firman Allah s.w.t. :

فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ

Yang bermaksud:
"Oleh itu biarkanlah (golongan kafir yang mendustakan kamu itu wahai Muhammad) serta layanlah mereka dengan cara yang elok."
(Surah Al-Hijr, Ayat: 85).

3. Firman Allah s.w.t. :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Yang bermaksud:

Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah sahaja yang akan disempurnakan pahala mereka dengan tidak terkira. (Surah Az-Zumar, Ayat: 10).

4. Firman Allah s.w.t.

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ

Yang bermaksud:
"Dan (sebaliknya) hendaklah mereka memaafkan serta melupakan kesalahan orang-orang itu, tidakkah kamu suka supaya Allah mengampunkan dosa kamu?"
(Surah An-Nur, Ayat: 22).

5. Firman Allah s.w.t :

وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

Yang bermaksud:
"Dan apabila orang-orang yang berkelakuan kurang adab, hadapkan kata-kata kepada mereka, mereka menjawab dengan perkataan yang selamat dari perkara yang tidak diingini."
(Surah Al-Furqaan, Ayat: 63).

Arahan-arahan dari hadis-hadis Nabi s.a.w.ialah:

1.Sabda Rasulullah s.a.w: yang bermaksud : "Sesungguhnya seorang hamba itu akan mencapai darjat orang-orang yang berpuasa serta bersembahyang malam dengan sifat lemah-lembutnya".

2. Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
"Mahukah aku memberitahu kamu suatu perkara yang dengannya Allah akan memuliakan binaan (kedudukan seseorang) dan mengangkatnya kepada beberapa darjat ketinggian. Mereka menjawab: Ya! Wahai Rasulullah. Baginda bersabda: Berlemah-lembutlah kamu terhadap orang jahil, maafkanlah orang yang menzalimi kamu, hulurkanlah pemberian kepada orang yang menahan pemberiannya kepadamu dan sambunglah hubungan silaturahim terhadap orang yang memutuskannya terhadap kamu."

3. Rasulullah s.a.w juga bersabda yang bermaksud :
"Apabila Allah s.w.t menghimpunkan makhluk-Nya di hari Kiamat, penyeru pada hari itu menyeru: "Di manakah orang-orang yang mempunyai keistimewaan". Baginda bersabda: "Lalu bangun segolongan manusia dan bilangan mereka adalah sedikit. Mereka semua bergerak dengan cepat memasuki syurga lalu disambut oleh para malaikat." Kemudian mereka ditanya: "Apakah keistimewaan kamu?" Mereka menjawab: "Apabila kami dizalimi kami bersabar, apabila dilakukan kejahatan kepada kami, kami berlemah-lembut". Lalu dikatakan kepada mereka: "Masuklah kamu ke dalam Syurga kerana ia adalah sebaik-baik ganjaran bagi orang-orang yang beramal".

Contoh-contoh Praktikal Dari Nabi-nabi:

1. Pada hari peperangan Hunain seorang (yang tidak puas hati dengan pembahagian rampasan perang) berkata: "Demi Allah, sesungguhnya ini adalah pembahagian yang tidak adil dan tidak bertujuan mendapat keredaan Allah". Setelah diceritakan kepada Rasulullah s.a.w, baginda bersabda yang bermaksud : "Semoga Allah merahmati Nabi Musa kerana ia disakiti lebih dari ini tetapi ia sabar".

2. Anas r.a telah berkata: "Pada suatu hari Rasulullah s.a.w telah memasuki sebuah masjid. Ia memakai kain selendang buatan Najran yang kasar buatannya. Tiba-tiba seorang Arab Badwi datang dari arah belakang baginda lalu menarik kain tersebut dari belakang sehingga meninggalkan kesan di leher baginda. Badwi tersebut berkata: "Wahai Muhammad, berikanlah kepada kami harta Allah yang ada di sisimu, lalu Rasulullah s.a.w berpaling kepadanya dengan wajah yang tersenyum dan baginda bersabda: "Perintahkan kepada yang berkenaan supaya berikan kepadanya."

3. Abu Hurairah menceritakan: "Bahawa seorang Arab Badwi telah berkata kepada Rasulullah s.a.w: "Wahai Muhammad! Bawalah gandum ke atas dua ekor untaku, kerana kalau engkau buat begitu ia bukan harta engkau dan bukan juga harta bapa engkau". Kemudian dia menarik kain selendang Rasulullah s.a.w meninggalkan kesan kemerahan di leher baginda. Lalu Rasulullah s.a.w memerintahkan supaya membawa kepada Badwi tersebut seguni gandum dan tamar."

4. At-Tabrani menceritakan: "Bahawa seorang wanita bercakap lucah (iaitu percakapan yang boleh membangkitkan berahi) kepada sekumpulan lelaki, lalu dia melintas di hadapan Rasulullah s.a.w ketika Nabi sedang memakan roti berkuah di atas tanah. Kemudian wanita tersebut berkata: "Kamu lihatlah kepadanya, dia duduk seperti seorang hamba abdi dan dia makan juga seperti seorang hamba abdi".

5. Abu Hurairah r.a menceritakan: "Seorang lelaki berkata: "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya saya mempunyai kaum kerabat yang selalu saya hubungi mereka tetapi mereka semua memutuskan hubungan dengan saya, saya berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berbuat jahat kepada saya, saya berlemah-lembut dengan mereka tetapi mereka bersikap keras kepada saya". Lalu baginda bersabda: "Jika sekiranya engkau berbuat seperti yang engkau katakan seolah-olah engkau menjemukan mereka dan engkau tetap akan mendapat pertolongan dari Allah selama engkau berbuat demikian".

6. Pada suatu ketika datang seorang Yahudi menuntut hutang daripada Rasulullah s.a.w dengan berkata: "Kamu dari Bani Abd. Manaf adalah bangsa yang suka melambat-lambatkan pembayaran hutang". Ketika itu Umar bin Al-Khattab ada bersama dan dia hampir-hampir memenggal leher Yahudi itu, lalu Rasulullah s.a.w berkata kepadanya: "Wahai Umar! Sepatutnya engkau menyuruhnya meminta kepadaku dengan cara yang baik dan menuntut aku juga membayar dengan baik".

7. Diriwayatkan bahawa Nabi Isa a.s bersama para pengikut setianya (Hawariyyun) menjelajah dari satu kampung ke satu kampung yang lain kerana berdakwah. Lalu di dalam dakwahnya itu dia bercakap kepada manusia dengan cara yang baik, sebaliknya mereka membalasnya dengan kata-kata yang buruk, kutukan dan maki-hamun. Para pengikut setia Nabi Isa merasa hairan terhadap tindakan itu lalu mereka bertanya tentang rahsia perbuatan sedemikian. Baginda berkata: "Setiap orang itu mengeluarkan (membelanjakan) apa yang ada padanya".

Sahabat yang dihormati,
Semua peristiwa di atas dan peristiwa lainnya menjadi bukti yang menguatkan lagi tuntutan ke atas para pendakwah supaya bersifat lemah-lembut, sabar dan berlapang dada khususnya apabila cabaran-cabaran yang menyakitkan itu datangnya dari kaum kerabat, sahabat handai, orang-orang yang dikasihi, teman-teman rapat dan saudara mara kerana sifat sabar , lemah-lembut dan berlapang dada itu akan menghasilkan kasih-sayang, kelembutan hati dan menghapuskan perpecahan serta perbezaan. Cukuplah seseorang pendakwah itu melakukan apa yang diredai oleh Allah.





Tiga Amalan Yang Membantu di Alam Barzah
Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud, "Apabila mati seseorang manusia itu, akan terputus daripadanya segala amalannya kecuali tiga perkara; iaitu sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak soleh yang sentiasa mendo'akannya."
(Hadis Riwayat Muslim)

Sahabat yang dirahmati Allah,
Setiap manusia di dunia ini akan mengalami kematian. Apabila datang ianya tidak boleh ditangguhkan lagi walaupun sesaat. Oleh itu sebelum kematian datang, kita perlulah membuat persiapan dengan melaksanakan amal-amal soleh, memperbanyakkan amal ibadah dan membuat sebanyak mungkin kerja-kerja kebajikan yang akan mendatangkan keredhaan Allah s.w.t, dan meninggalkan segala larangan Allah s.w.t. yang boleh mendatangkan dosa.

Teman yang setia yang akan mengiringi seseorang apabila ia kembali ke alam barzah adalah segala amalan-amalan kebaikan dan kejahatan yang di kerjakan ketika di dunia. Alam barzah adalah alam persingahan sementara sebelum berlakunya Hari Qiyamat dan menuju ke alam akhirat. Samaada seseorang itu tinggal disini seperti duduk ditaman-taman Syurga atau pun duduk di salah satu lubang dari lubang-lubang api Neraka, bergantung dengan amalan mereka ketika di dunia. Mereka yang berdosa akan mendapat siksaan disini iaitu siksa kubur sebelum siksaan sebenar yang akan diterima semasa di hari akhirat nanti.

Walau bagaimana pun, berdasarkan hadis di atas, masih terdapat lagi tiga peluang seseorang yang telah meninggal dunia untuk dia mendapat tambahan pahala yang berterusan membantunya sebagai saham akhirat yang akan membantunya ketika proses timbangan amal dijalankan nanti atau untuk mengurangkan azab siksaan kubur yang diterimanya. Tiga perkara tersebut adalah sedekah jariah, ilmu yang dimanfatkan dan anak soleh yang mendo'akannya.

Pertama, sedekah jariah :
Termasuk dalam sedekah jariah adalah mewakafkan tanah dan membina rumah anak-anak yatim dan miskin, masjid, sekolah agama dan tahfiz, hospital, rumah kebajikan, pusat pemulihan dadah dan akhlak, menghadiahkan al-Qur'an dan kitab-kitab agama.

Kedua, ilmu yang dimanfatkan :
Mengajarkan ilmu kepada orang lain. Termasuk juga menulis buku, risalah dan menyebarkan ilmu melalui vedio, internet dan teknologi makluman lain. Nabi s.a.w ada bersabda yang bermaksud, "Sampaikan daripadaku walaupun sepotong ayat." (Riwayat al-Bukhari). Termasuk juga ilmu sains dan teknologi yang mendatangkan banyak manfaat kepada kehidupan manusia.

Ketiga, do'a daripada anak yang soleh :
Anak yang soleh sebenarnya lahir daripada didikan ibu bapanya semasa hidup di dunia. Ibu bapa menghantar ke sekolah diberinya didikan agama, di ajarkannya iman dan akhlak yang mulia. Segala pengorbanan ibu bapa membesarkannya dari aspek fizikal, pemikiran, emosi dan kerohanian. Ibu bapa telah memberikan segala-galanya hingga ia menjadi anak yang soleh. Untuk membalas jasa baik ibu bapa yang telah meninggal dunia anak yang soleh sentiasa mendo'akan mereka dengan kata-kata, "Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua ibu bapaku, kasihanilah mereka seperti mana mereka mengasihi diriku sewaktu aku kecil dahulu."

Sahabat yang dimuliakan,
Sebagai persiapan untuk bekalan kita untuk bertemu Allah s.w.t. maka perlulah di pertingkatkan amal ibadah, amal soleh dan amal kebaikan dan meninggalkan segala bentuk kejahatan yang membawa kepada dosa. Kita sediakan dua bekalan iaitu bekalan yang kita akan bawa bersama-sama ketika kematian dan amal kebaikan kita tinggalkan di dunia tetapi sahamnya dapat kita perolehi (tiga perkara seperti hadis di atas).
Delapan Perkara Bahaggia atau Derita di Alam Kubur
Sahabat yang dirahmati Allah,
Terdapat lapan perkara yang menentukan bahagia atau derita didalam kubur:

Abu-Laits berkata: “Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus melazimi (melaksanakan) empat perkara dan meninggalkan empat perkara iaitu:

1.Menjaga sembahyang lima waktu

2. Banyak bersedekah

3. Banyak membaca al-Quran

4.Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal’aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)

Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya.

Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:

1.Berbohong

2.Khianat

3. Adu-domba

4. Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda: “Bersihkanlah kamu daripada air kencing, sebab umumnya siksa kubur itu berpunca daripada air kencing. (Maksudnya hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya selepas membuang air kecil.)"

Sedutan dari Kitab Tanbihul Ghafilin
Powered By Blogger

TRUEL WOMEN

TRUEL WOMEN
I LIKE IT

Cari Blog Ini